EKBIS.CO, JAKARTA -- Rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS), the Federal Reserve, mengenai wacana pengurangan stimulus moneter masih berlangsung.
Bank Indonesia (BI) optimistis hal tersebut tidak akan berdampak negatif pada perekonomian Indonesia. Salah satu alasannya karena suku bunga acuan, BI Rate, telah dinaikan menjadi 7,25 persen.
"Inflow ke pasar modal dan SUN (Surat Utang Negara) mulai masuk," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi Johansyah, Selasa (17/9). Sebelumnya ketika isu penghentian stimulus moneter muncul, dana di emerging markets, termasuk Indonesia, keluar.
BI mencatat aliran dana yang masuk di pasar saham selama minggu kedua September sebesar Rp 2,08 triliun. Sementara itu, aliran dana yang masuk pada SUN sebesar Rp 2,04 triliun. "Secara keseluruhan dana asing net inflows Rp 3,91 triliun dan secara ytd net inflow Rp 7,80 triliun," ujar Difi.
Ia juga menambahkan bahwa pasar valas sudah berlangsung stabil. Hal itu disebabkan oleh pasar valas antar bank yang sudah berjalan dan banyak pihak yang melepas dolar untuk dikonversikan ke rupiah. "Tapi semuanya masih menunggu hasil FOMC," ujar dia.