EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo mengeluhkan kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang bergerak di bidang sains maritim. Dia menjelaskan, variabel utama dalam pengelolaan sumber daya kelautan adalah dengan melakukan pencerdasan atau pembangunan SDM.
Sharif tidak meragukan kemampuan SDM Indonesia, dimana telah terbangun secara alamiah seperti masyarakat yang tinggal di daerah pesisir sebagai masyarakat nelayan. “Namun tanpa perhatian pemerintah, mereka akan semakin terpinggirkan. Bahkan mereka banyak yang beralih profesi ke bidang lain seperti buruh pabrik dan pedagang,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima ROL di Jakarta, Jumat (20/9).
Menyikapi hal tersebut, dia melanjutkan, pemerintah dan semua pihak harus arif dalam melihat gejala demikian. Dia menyebutkan, saat harga bahan bakar minyak (BBM) naik, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan subsidi harga BBM bagi nelayan dengan membangun Solar Packet Dealer untuk Nelayan (SPDN). Di samping program dan kegiatan yang dapat meningkatkan hasil produksi perikanan dan kesejahteraan nelayan, pihaknya tetap konsisten mempertahankan peogram pengelolaan wilayah laut dan pesisir secara lestari.
“Selain SDM yang terbangun secara alamiah dari sisi historis dan budaya, perlu juga pembangunan SDM secara rekayasa dengan membangun sekolah-sekolah kemaritiman sampai fakultas kelautan di perguruan tinggi,” ujarnya.
Lebih lanjut Sharif menuturkan, untuk menghasilkan SDM handal, KKP telah mengembangkan dunia pendidikan dengan menanamkan kurikulum kepada generasi muda dari sejak usia dini tentang kemaritiman, yang berisi tentang potensi peluang dan dampaknya bila pengelolaannya tidak arif dan bijaksana. Tidak hanya itu, kata Sharif, KKP juga memberikan peluang beasiswa bagi mereka yang memenuhi syarat, disamping memberikan prioritas beasiswa bagi anak-anak pelaku usaha perikanan, pembudidaya dan nelayan untuk bersekolah di Sekolah Usaha Perikanan Menengah, Akademi Perikanan, maupun Sekolah Tinggi Perikanan.