EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia dan Cina akan menandatangani perjanjian penggabungan usaha bisnis (joint venture) di bidang industri pada Kamis (3/10) di Jakarta. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, pertemuan forum bisnis ini sebenarnya sudah dirancang sejak dua bulan lalu. Saat itu duta besar Cina untuk Indonesia mengundang pemerintah Indonesia untuk bekerja sama bisnis.
“Kemudian, Perdana Menteri Perdana Menteri Cina Wen Jiabao menyatakan bahwa negaranya ingin bekerja sama dengan Indonesia. Apalagi mengingat kerja sama Cina dengan Indonesia di bidang industri masih nihil,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (1/10).
Guna mewujudkan keinginan tersebut dan meningkatkan kerja sama bisnis antara Indonesia dengan Cina, pihaknya bersama Kementerian Perindustrian Cina menyelenggarakan acara bertema “Indonesia-Cina Business Luncheon” yang diadakan di Jakarta. Pihak swasta seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dan asosiasi bisnis lainnya juga digandeng untuk menyukseskan acara tersebut.
Penyelenggaraan acara tersebut juga berkaitan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Cina Xi Jinping ke Indonesia pada tanggal 2-3 Oktober 2013 besok. “Kunjungan ini mempunyai arti penting bagi peningkatan hubungan bilateral, baik di bidang politik, ekonomi dan lain-lain,” ujarnya.
Dia menambahkan, kunjungan Xi Jinping adalah kunjungan yang pertama kali di Indonesia. Dijadwalkan 800 orang akan menghadiri acara forum bisnis ini. Rinciannya 300 delegasi dari Cina, dan 500 delegasi Indonesia baik kalangan pengusaha, maupun pemerintah kedua negara.
Lebih lanjut Hidayat menuturkan, kedua negara sepakat untuk mewujudkan kemitraan strategis yang akan membawa manfaat nyata bagi kedua negara dan kawasan maupun dunia usaha. Sehingga, memerlukan kemauan dan komitmen yang kuat dari kedua belah pihak. “Sebagai wujud kesungguhan kedua belah pihak, maka dalam pertemuan Indonesia-Cina Business Luncheon akan dilakukan penandatanganan perjanjian joint venture. Kerja sama kedua negara ini sekarang menapaki era baru yaitu industrialisasi,” tuturnya.
Dia menjelaskan, dalam pertemuan itu akan ditandatangani 21 perjanjian meliputi bidang loan agreement (pulp dan kertas), komunikasi, tambang, mineral, transportasi, investasi keuangan, kereta api seperti monorel Jakarta hingga industri. Ada lebih dari 23 perusahaan yang terlibat dalam joint venture tersebut. “Diharapkan dari berbagai perjanjian tersebut mampu meningkatkan kerja sama bisnis secara nyata di waktu yang akan datang dan nilai kerja sama antara pengusaha kedua negara diperkirakan lebih dari 30 miliar dolar AS, lebih tepatnya adalah 32,8 miliar dolar AS,” paparnya.
Pihaknya berharap dengan adanya penandatanganan perjanjian ini maka transaksi berjalan Indonesia bisa diperbaiki karena masuknya investasi langsung asing (FDI). Selain itu Hidayat berharap Indonesia dan Cina menjadi pemain penting di kawasan dan dunia.