EKBIS.CO, JAKARTA -- Volume konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014 diproyeksikan sebesar 48 juta kiloliter. Kesepakatan ini diperoleh dalam rapat kerja antara Badan Anggaran DPR, Pemerintah serta Bank Indonesia di Ruang Sidang Banggar, Kompleks Parlemen Senayan, pertengahan pekan lalu.
Wakil Menteri Keuangan II Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menjaga agar volume konsumsi BBM bersubsidi tersebut tidak terlampui. "Harus ada kebijakan. Tidak bisa business as usual (bisnis seperti biasa)," kata Bambang kepada ROL, Ahad (6/10).
Menurut Bambang, hal tersebut penting mengingat volume konsumsi BBM seharusnya tumbuh normal menjadi 50 sampai 51 juta kl dari kuota APBN Perubahan 2013 48 juta kl. Bambang, yang masih menjabat sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, tidak mempermasalahkan beragam upaya yang digagas Kementerian ESDM. "Ya silakan. Kalau kita dulu challenge mereka, apa caranya? menaikkan harga? oke. Sekarang dengan kuota 48 juta kl, silakan cari caranya," ujar Bambang mengomentari rencana Kementerian ESDM menerapkan pembelian BBM bersubsidi dengan tidak menggunakan uang tunai.
Dalam RAPBN 2014, dengan volume konsumsi BBM bersubsidi 48 juta kl, alokasi belanja subsidi BBM tercatat Rp 210,7 triliun. Sedangkan dalam APBN-P 2013, dengan volume konsumsi BBM bersubsidi yang sama, alokasi belanja subsidi BBM ditargetkan Rp 199,85 triliun. Perbedaan alokasi belanja tak lepas dari perbedaan asumsi dasar nilai tukar dan ICP. Dalam RAPBN 2014, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diproyeksikan Rp 10.500 dan ICP 105 dolar AS per barel. Sedangkan dalam APBN-P 2013, nilai tukar diproyeksikan Rp 9.600 dan ICP 108 dolar AS per barel.
Sementara, realisasi konsumsi BBM subsidi sepanjang semester I 2013 masih di bawah target kuota dalam APBN-P 2013 sebesar 24 juta kl.Konsumsi BBM tercatat 22,74 juta kl dengan rincian konsumsi premium 14,43 juta kl, solar 7,76 juta kl dan minyak tanah 0,55 juta kl. Sampai akhir tahun, konsumsi BBM diperkirakan berada pada posisi 47,5 juta kl.