EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank-bank nasional masih mencatatkan pertumbuhan laba yang cemerlang hingga triwulan III-2013 di tengah perlambatan ekonomi. Pertumbuhan laba masih didorong oleh pertumbuhan pada penyaluran kredit. Beberapa bank masih dapat menjaga risiko kredit bermasalah (NPL) di level aman, sedangkan bank lainnya masih mencatatkan NPL yang tinggi.
PT Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII), misalnya, mencatatkan pertumbuhan laba bersih dalam sembilan bulan pertama sebesar 19 persen atau mencapai Rp1,1 triliun. Pjs Presiden Direktur BII, Thila Nadason, mengatakan ini merupakan kali pertama BII membukukan laba di atas Rp1 triliun untuk kinerja sembilan bulanan. "Kami telah melampaui Rp 1 triliun pada sembilan bulan pertama 2013 yang merupakan pencapaian kinerja sembilan bulan tertinggi sepanjang sejarah BII," ujar Thila dalam siaran pers yang diterima ROL, kemarin.
Peningkatan laba didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 21 persen. Penyaluran kredit per September 2013 mencapai Rp 91,7 triliun. Kredit dari Business Banking mengalami pertumbuhan terbesar yakni 30 persen dari Rp 24,6 triliun menjadi Rp 32 triliun. Kredit usaha kecil menengah (UKM) mengalami pertumbuhan 33 persen.
Sementara kredit ritel meningkat 24 persen dari Rp 27 triliun menjadi Rp 33,8 triliun. Kredit Perbankan Global tumbuh 7 persen dari Rp 24,3 triliun menjadi Rp 25,9 triliun setelah bank melakukan penyesuaian pada portofolio kredit korporasi pada semester pertama 2013 konsisten dengan pengelolaan manajemen risiko kredit yang proaktif.
Pertumbuhan kredit dibarengi oleh perbaikan NPL gross. Per 30 September 2013, NPL gross turun menjadi 1,74 persen dari 2,08 persen per 30 September 2012. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) meningkat 21 persen menjadi Rp 96,5 triliun. Tabungan memegang pertumbuhan tertinggi sebesar 35 persen. Sedangkan giro dan deposito naik masing-masing 21 persen dan 16 persen.
"Kenaikan pada porsi dana murah didukung oleh peningkatan produktivitas cabang dimana tim sales kami berhasil mengoptimalkan cross sell dan menggunakan basis nasabah yang ada selain juga menjaring nasabah-nasabah baru," ujar dia.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatatkan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 1,8 triliun hingga kuartal III-2013. Angka tersebut tumbuh 24 persen dari periode yang sama pada tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 1,4 triliun.
Perolehan laba ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh 22 persen dari Rp 37,08 triliun pada 30 September 2012 menjadi Rp 45,3 triliun pada 30 September 2013. Kenaikan pada sisi intermediasi ini tetap diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian yang tercermin dari rasio NPL net sebesar 0,37 persen pada akhir September 2013, lebih rendah dari NPL net akhir September 2012 yang tercatat 0,39 persen.
Sementara itu, beberapa bank nasional mencatatkan pertumbuhaan laba tipis. PT Bank Danamon Indonesia, Tbk mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 3 triliun hingga kuartal III-2013. Angka tersebut meningkat tipis dari periode yang sama pada tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 2,99 triliun.
Direktur Utama Danamon, Henry Ho, mengatakan perolehan laba bersih didukung pertumbuhan kredit, utamanya dari kredit mikro dan kredit usaha kecil dan menengah (UKM). "Kredit secara keseluruhan tumbuh 14 persen menjadi Rp 129 triliun pada September 2013," ujar Henry. Risiko kredit bermasalah (NPL) pun dapat dijaga di level 2,2 persen.