EKBIS.CO, JAKARTA -- Mata uang rupiah pada Jumat (1/11) sore kembali mengalami pelemahan menjadi Rp 11.335 per dolar AS setelah data ekonomi Amerika Serikat yang dipublikasikan cukup positif.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak melemah sebesar 62 menjadi Rp 11.335 dibanding posisi sebelumnya (31/10) Rp 11.273 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa jumlah pengangguran AS dan indeks manufaktur AS yang positif mendorong mata uang dolar AS menguat terhadap mayoritas nilai tukar dunia.
"Optimisme pelaku pasar terhadap ekonomi AS cukup positif sehingga pasar memperkirakan pengurangan stimulus keuangan AS bisa dipercepat dari estimasi awal," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut Ruly, data inflasi Oktober yang cukup rendah sebesar 0,09 persen belum serta merta mendorong nilai tukar rupiah ke area positif.
"Neraca perdagangan Indonesia yang tercatat defisit 657,2 juta dolar AS menjadi salah satu faktor nilai tukar rupiah tertekan," katanya.
Menurut dia, ekonomi Indonesia yang belum cukup baik membuat pelaku pasar mengantisipasi kinerja selanjutnya sehingga investor cenderung memegang dolar AS sebagai pelindung aset.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.354 dibanding sebelumnya (30/10) di posisi Rp 11.234 per dolar AS.