EKBIS.CO, JAKARTA -- Walaupun terlilit utang hingga mencapai Rp 6,5 triliun, keyakinan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa terhadap masa depan PT Merpati Nusantara Airlines tidaklah memudar.
Keyakinan itu disampaikan Hatta kepada wartawan sesuai memimpin rapat koordinasi di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (12/11).
"Kita melihat Merpati masih punya prospek untuk diselamatkan. Jadi, kita beri kesempatan Merpati untuk menyampaikan business plan (rencana bisnis) dalam waktu satu bulan ke depan. Satu bulan ke depan, akan dia (Merpati) paparkan," kata Hatta.
Salah satu langkah terdekat yang akan dilakukan pemerintah adalah restrukturisasi utang. "Utang pada pemerintah kita konversi menjadi noncash PMN (penyertaan modal negara). Kemudian utang-utang pada 20 BUMN atau mitra kerja bisa dikonversi juga," ujar Hatta.
Sebagai gambaran, sekitar 80 persen utang Merpati berasal dari pemerintah dan BUMN. Salah satunya terkait pembelian pesawat MA-60 senilai Rp 2,3 triliun.Lebih lanjut, Hatta menjelaskan dengan tumbuhnya industri jasa penerbangan, tentu masih tersedia pasar yang dapat diisi.
Khususnya untuk mendukung konektivitas sebagaimana visi dan misi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Ini semua market, peluang yang harus kita dorong." tutur Hatta.