Rabu 16 Oct 2019 17:49 WIB

Garuda Indonesia Bantu Datangkan Bisnis Merpati

Kerja sama dengan Merpati dinilai tidak akan membebani Garuda Indonesia.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Petugas berada di sisi Pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang tergelincir dan patah di landasan pacu Bandara El Tari Kupang, NTT, Senin (10/6).
Foto: Antara/Bernadus Tokan
Petugas berada di sisi Pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang tergelincir dan patah di landasan pacu Bandara El Tari Kupang, NTT, Senin (10/6).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Maskapai Garuda Indonesia didukung dengan sembilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya resmi membantu restrukturisasi Merpati Nusantara Airlines. Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara mengatakan sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno meminta Garuda bagaimana menolong Merpati untuk kembali terbang.

"Kami berpikir sedeehana bagaimana kerja sama operasi supaya kondisi Merpati saat ini tidak drag down atau menarik peformanya Garuda Indonesia," kata Ari di Gedung Kementerian BUMN, Rabu (16/10). 

Baca Juga

Ari menilai kerja sama tersebut membantu Merpati untuk fokus mendatangkan peluang bisnisnya kembali. Dia menegaskan, Garuda sama sekali tidak merugi atau terbebani namun justru dapat mengembangkan pasar di Indonesia dan internasional.

Dia menambahkan dalam kerja sama tersebut menggunakan skema kerja sama operasional (KSO) sehingga tidak membebani Garuda atau Merpati. "Merpati itu going concern sehingga ada cash flow untuk mencicil kewajibannya ke pegawai dan kreditur lainnya," ujar Ari. 

Ari menuturkan kerja sama dengan Merpati ditandatangani untuk jangka waktu 38 tahun. Dia memastikan dalam kerja samanya akan dievaluasi rutin selama lima tahun sekali bersama sembilan BUMN lainnya. 

"Yang paling penting kita menolong Merpati sehingga bisa going concern dan struktur ini sudah diterima PPA sebagai kuasa pemerintah untuk restrukturisasi Merpati," tutur Ari. 

Sementara itu, Direktur Utama Merpati Airlines Asep Ekanugraha mengatakan saat ini posisi utang sudah sampai homologasi di pengadilan. "Yang ini bagian dari bagaimana Merpati memanfaatkan kapabilitas yang ada sampai dengan kita mampu menjalankan semua butir dalam homologasi," ungkap Asep. 

Kerja sama dengan Garuda Indonesia dan sembilan BUMN lainnya menurut Asep menjadi proses bisnis Merpati untuk pertama kalinya semenjak berhenti. Dia mengakui pada dasarnya Merpati saat ini memang belum terbang. 

"Merpati kan maskapai. Ini merupakan bagian dari kita mdmanfaatkan resources yang ada, bekerja sama dengan sinergi. Hanya itu," tutur Asep. 

Saat ini, Merpati masih memiliki Merpati Maintenance Facility (MMF). Meskipun sudah tak lagi terbang, Asep memastikan MMF masih aktif dan masih memiliki Merpati Training Center yang diintegrasikan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement