EKBIS.CO, LONDON -- Lembaga Energi Internasional (IEA) membenarkan perkiraan bahwa Amerika Serikat akan mengalahkan Rusia dan Arab Saudi soal produksi minyak.
AS akan menjadi negara dengan swasembada energi dan mengurangi ketergantungannya dengan negara-negara penghasil minyak (OPEC).
Hal itu diungkapkan Fatih Birol, Kepala Ekonom IEA kemarin, dilansir Kuwait Times.
Produksi AS akan mengalahkan kedua negara ini tahun 2017, namun lapangan minyak di Texas dan North Dakota akan mengering beberapa tahun kemudian.
Barulah pada tahun 2020, AS akan membutuhkan minyak dari Timur Tengah kembali.
"Kami melihat dua fase dalam pasar dunia. Sampai tahun 2020, kami melihat peningkatan light oil dan minyak shale (tight oil) dari Brazil, saya menyebutnya lonjakan. Karena peningkatan yang muncul dari Brazil, permintaan minyak Timur Tengah akan menurun," katanya kepada Reuters.
"Namun karena kurangnya sumber daya alam tight oil (di AS), produksinya akan mendatar dan menurun lagi. Setelah tahun 2020, akan ada dominasi tinggi lagi dari minyak Timur Tengah."
Saat ini investasi minyak shale, pemboran lepas pantai di Brazil, AS dan Kanada meningkat tajam sehingga membuat negara-negara di Timur Tengah mulai berpikir untuk mendiversifikasi sumber-sumber pendapatan ekonominya.