EKBIS.CO, JAKARTA -- Melemahnya rupiah terhadap dolar AS ke angka Rp 11.800 bukanlah kabar baik bagi dunia usaha. Pasalnya di dunia usaha banyak struktur-struktur pinjaman dalam bentuk dolar AS.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, Chris Kanter mengatakan yang dikhawatirkan adalah perekonomian Indonesia diperkirakan sulit tumbuh hingga 5,5 persen. Dia pun mempertanyakan implementasi paket kebijakan ekonomi yang beberapa waktu dirilis pemerintah.
"Apa yang sudah diputuskan di sidang kabinet itu berisi banyak keputusan bagus, tapi yang jelas sampai sekarang kami sebagai pelaku pasar belum melihatnya," katanya di Jakarta, Jumat (29/11).
Chris tidak berani berharap rupiah akan turun di bawah Rp 11 ribu. Menurutnya pelemahan rupiah bisa saja terus terjadi. "Misalnya kalau Januari nanti terjadi tapering off, maka dolar AS akan menguat kembali dan pengaruhnya akan lebih besar bagi mereka yang rapuh," ucapnya.
Tahun politik 2014 menambah kekhawatiran Kadin terutama mengenai fokus pemerintah dalam mencari jalan keluar pelemahan rupiah.
"Kami khawatir menteri-menteri 'mendua'. Biar bagaimana pun Pemilu sesuatu yang penting bagi partai politik. Saya pikir barangkali Presiden SBY mau membuat task force yang benar-benar dilaksanakan," ujarnya.