EKBIS.CO, JAKARTA -- Komite Ekonomi Nasional (KEN) menilai Indonesia harus segera memperbaiki struktur industri dan ekonominya untuk mengatasi masalah transaksi berjalan yang sudah delapan kuartal mengalami defisit.
"Kita harus memperbaiki sisi suplai kita, agar kita tidak harus mengimpor barang terlalu banyak ketika ekonomi kita tumbuh dengan cepat," kata Ketua KEN Chairul Tanjung dalam sebuah seminar di Jakarta, Selasa (3/12).
Chairul menyadari, perbaikan tersebut bukan pekerjaan yang dapat dilakukan dalam waktu singkat, namun harus segera dimulai. Menurutnya, pemerintah juga harus menghindari pertumbuhan ekonomi yang terlalu dalam karena hanya akan meningkatkan pengangguran dan kemiskinan yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas perekonomian secara menyeluruh.
Sementara itu, lanjutnya, harapan dukungan terhadap pertumbuhan dari sisi fiskal pun masih relatif terbatas. Subsidi energi yang besar telah mengurangi fleksibilitas APBN dalam menopang pertumbuhan ekonomi. "Indonesia harus benar-benar memikirkan cara yang tepat untuk mengatasi masalah subsidi energi ini, termasuk pembangunan infrastruktur," ujarnya.
Selain itu, Chairul menilai penyerapan anggaran pemerintah perlu diperbaiki di mana sudah lebih dari lima tahun Indonesia menghadapi masalah penyerapan anggaran. "Sudah berbagai cara diupayakan untuk memperbaikinya, namun hingga saat ini penyerapan anggaran belum membaik secara signifikan," kata Chairul.
Menurut dia, pemerintah harus terus berupaya memperbaiki penyerapan anggaran bila ingin dampak yang lebih signifikan dari APBN terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.