EKBIS.CO, JAKARTA -- PT KDB Daewoo Securities Indonesia terus mengembangkan potensi investor di Indonesia. Perusahaan sekuritas ini menargetkan pangsa pasar 5,5 persen pada 2017.
"Pangsa pasar kami di industri sekuritas saat ini baru 3,4 persen. Namun ke depan kami terus mengembangkan potensi investasi di Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar Daewoo," kata Kepala Eksekutif Perusahaan (CEO), YuSong Oh, usai seminar Indonesia-Korea Capital Market Forum di Jakarta, Kamis (5/12).
Pengembangan ini dilakukan dengan berbagai upaya. Daewoo akan terus fokus pada bisnis ritel online. YuSong mengatakan, bisnis ritel online yang dikelola perseroan merupakan yang terbaik di Indonesia.
Ke depan, perseroan juga akan menggarap bisnis offline. Namun YuSong tidak menyebutkan kapan bisnis ini akan ditekuni. Daewoo perlu melakukan kajian khusus sebelum meluncurkannya.
YuSong menambahkan, perseroan juga tengah dalam proses untuk mengembangkan mutual fund asset. Selain itu Daewoo akan mengembangkan bisnis asset management.
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi investasi besar. Dengan pengetahuan dan infrastruktur yang dimiliki Korea diharapkan dapat mengembangkan pasar modal Indonesia.
Pasar modal Korea tidak jauh berbeda dengan Indonesia sebelum krisis ekonomi 1997 melanda. Berkat komitmen pemerintah, Korea berhasil membangkitkan kembali pasar modal yang sempat terpuruk. Indonesia dinilai memiliki potensi pengembangan yang sama. "Dengan pengalaman yang dimiliki, kami ingin investor di Indonesia bisa lebih leluasa berinvestasi," kata YuSong.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakui pasar modal Korea tumbuh sangat baik dibandingkan Indonesia. Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, ada beberapa hal bisa dipelajari dan mungkin diterapkan di Indonesia.
Korea memiliki teknologi informasi yang lebih baik dibandingkan Indonesia. Selain itu, pasar modal Korea mampu memfasilitasi investornya. "Dari sisi jumlah investor, Korea jauh lebih besar dari kita walaupun penduduk Korea jauh lebih sedikit," kata Ito.
Korea mampu membuat pasar sahamnya efisien. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan bursa Korea dalam memperdagangkan obligasi, sedangkan Indonesia belum. Ito menilai, perdagangan obligasi di bursa adalah hal yang mungkin bisa dipelajari. Pasalnya hal tersebut akan bermanfaat dari segi transparansi dan efisiensi pasar.