EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII menargetkan laba bersih pada tahun 2014 sekitar Rp188 miliar, melonjak 29,65 persen dibanding tahun 2013 yang diproyeksikan mencapai Rp145 miliar.
"Laba tahun depan (2014) akan dipicu peningkatan pendapatan dari hasil konversi tanaman kebun, dan perkiraan membaiknya harga komoditi di pasar internasional," kata Direktur Utama PTPN VIII Dadi Sunari, di Jakarta, Ahad.
Menurut Dadi, pada saat yang bersamaan perseroan juga menargetkan mampu meraih pendapatan sebesar Rp3,2 triliun pada 2014 meningkat dari prognosa 2013 sebesar Rp2,7 triliun.
Saat ini PTPN VIII dengan wilayah usaha di Jawa Barat ini memiliki tanaman kebun karet seluas 22.000 hektare, kebun teh 26.000 hektare, sawit 18.000 hektare.
"Mulai tahun ini (2013) kami ekspansi komoditi kebun dengan menanam pohon manggis, dan durian pada lahan masing-masing seluas 3.000 hektare," kata Dadi.
Ia menjelaskan, tahun 2014 perseroan masih dibayangi harga komoditi di pasar internasional sejalan dengan belum pulihnya perekonomian global.
Untuk itu perseroan gencar mengembangkan bisnis baru dengan mengonversi sebagian lahan tanaman teh menjadi tanaman buah yaitu manggis, durian, pisang dan pepaya.
"Ini untuk mengurangi ketergantungan dari luar negeri pada komoditas teh dan sawit yang sangat rentan terhadap kondisi ekonomi dunia," kata Dadi.
Untuk tahap awal, ujarnya, kebun buah-buahan PTPN VIII baru mencapai sekitar 8.000 hektare, namun pada tahun 2018 ditargetkan mencapai 18.000 hektare dari hasil konversi lahan kebun.
"Tidak ada penambahan lahan, tetapi konversi kebun dengan menciptakan bisnis baru buah-buahan yang memiliki pasar besar di luar negeri," tegasnya.
Sebagian penanaman buah-buahan akan dilakukan di sela-sela tanaman pokok (teh, karet, sawit), termasuk pada lahan-lahan cadangan, dan lahan yang akan dikonversikan dari tanaman teh yang kini tidak mampu menghasilkan produktivitas tinggi akibat menurunnya daya dukung lahan dan ketidaksesuaian lahan untuk komoditas teh.
Ia menjelaskan pengembangan tanaman buah pisang yang dirintis sejak akhir 2012, kini sudah memasuki masa panen, bahkan mulai memasuki pasar ekspor.
Eskpor perdana pisang jenis Mas Kirana ke Singapura dilakukan pada Jumat (6/12) seberat 7,26 ton dengan nilai 5.445 dolar Singapura, yang disaksikan langsung Menteri BUMN Dahlan Iskan.
"Ekspor ini membuktikan bahwa manajemen PTPN VIII, serius menggarap bisnis di luar komoditi utama lainnya seperti teh, karet, dan sawit," kata Dadi.
Hingga Oktober 2013 tanaman buah pisang sudah menghasilkan 93,27 ton dan buah pepaya 3,74 ton yang dijual kepada beberapa distributor dengan wilayah pemasaran di seluruh Indonesia.
Dari kedua jenis buah tersebut (pisang dan pepaya), sampai akhir Desember 2013 diperkirakan mampu memberi tambahan laba bagi PTPN VIII hingga sekitar Rp1,04 miliar.