EKBIS.CO, SEMARANG -- Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melatih sepuluh warga negara Sudan, terdiri atas pejabat, pengusaha, hingga nelayan tentang perikanan.
"Pelatihan ini merupakan sebagian kecil dari program Kerja Sama Selatan-Selatan," kata Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri A.M Fachir usai menutup pelatihan itu, di Semarang, Senin (9/12).
Rangkaian pelatihan bertajuk "Fishing Techniques for Sudan Artisanal Fisherfolks and Management of Fish Landing Site" bagi SDM Perikanan Sudan yang berlangsung selama 5-9 Desember 2013 itu ditutup di Hotel Gumaya Semarang.
Indonesia, menurut Fachir, selama ini dianggap negara berkembang tetapi berpenghasilan menengah sehingga kerap menjadi rujukan bagi negara-negara berkembang lain untuk belajar, salah satunya sektor perikanan.
"Kami (Kemenlu) menangani kerja sama ini sebagai bentuk kedekatan Pemerintah RI dengan Sudan. Tetapi, pelatihan secara teknis diserahkan pada KKP, selaku kementerian yang paling aktif menangani sektor perikanan," katanya.
Ia mengungkapkan manfaat pelatihan bagi SDM Sudan semacam itu cukup banyak, yakni meningkatkan hubungan diplomatik, menambah peluang kerja sama di berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi dan perdagangan dengan Sudan.
"Secara politik, hubungan kita kan baik. Dengan begitu, akan banyak peluang untuk kerja sama yang lain. Para SDM Sudan yang dilatih ini juga akan menjadi duta kita di negaranya," katanya.
Selain Sudan, Fachir mengatakan sebenarnya sudah banyak negara lain yang dibantu Indonesia lewat kerja sama di berbagai bidang, seperti Mesir, Tunisia, dan Ethiopia di kawasan Afrika, kemudian Papua Nugini dan Myanmar.
Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kelautan dan Perikanan Mulyoto mengatakan pelatihan terhadap SDM Sudan itu menunjukkan Indonesia telah dipercaya unggul mengelola sektor perikanan.
"Sudah ada lima kali pelatihan perikanan untuk Sudan. Ada dua cara, yakni kami mengirim pakar untuk melatih di sana (Sudan.) dan mereka mengirimkan SDM ke sini (Indonesia), seperti sekarang ini," katanya.