EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah berharap adanya tambahan modal sebesar Rp 500 miliar pada 2014 sehingga total modal perusahaan menjadi Rp 1,5 triliun.
"Dalam konteks bisnis, modal yang ada masih cukup, penambahan modal ini dalam rangka untuk memudahkan kemungkinan menghadapi shock karena 2014-2015 kan diperkirakan tidak lebih baik dari sekarang," kata Direktur Bisnis BNI Syariah Imam Teguh Saptono di sela peresmian penggunaan gedung kantor pusat baru bank itu di Jakarta, Rabu (11/12).
Ia menyebutkan dengan adanya tambahan modal maka bank akan lebih mudah menghadapi kemungkinan kondisi buruk yang dialami. Imam menyebutkan ada dua pilihan untuk mendapatkan tambahan modal yaitu tambahan dari induk perusahaan (BNI) atau melalui mitra strategis (strategic partner).
Menurut dia, tambahan modal melalui strategic partner lebih menguntungkan dibanding kucuran dari induk atau melalui penjualan saham di pasar modal (IPO). "Melalui strategic partner akan ada transfer "skill" sementara melalui IPO hanya akan mendapat modal saja," kata Imam.
Sementara itu Direktur Utama PT BNI Gatot M Suwondo mengakui adanya pengajuan penambahan modal sebesar Rp 500 miliar dari anak perusahaan tersebut. "Mereka memang mengusulkan tambahan modal itu, kami akan 'review' (kaji) usulan itu," kata Gatot.
Ia mengakui BNI memang akan menyalurkan dana sebesar Rp 500 miliar kepada BNI Syariah yaitu dana haji yang sesuai permintaan Kementerian Agama harus dikelola oleh bank syariah. Saat ini BNI mengelola dana haji sekitar Rp 3,5 triliun. "Rencananya Rp500 miliar dulu, jangan sampai kebanyakan, nanti bingung ketika harus menyalurkan pembiayaannya," kata Gatot.
Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano mengatakan pihaknya menunggu kepastian dari pemilik dana yaitu Kementerian Agama dalam transfer dana haji dari bank konvensional ke bank syariah. "Yang jelas BNI dan BNI Syariah sudah menyiapkan nota kesepahaman pengalihan dana haji itu dari bank konvensional ke bank syariah," kata Dinno.