EKBIS.CO, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional (IMF) dalam ulasan tahunannya yang dirilis Senin (16/12) memprediksikan Indonesia akan mengalami defisit di atas tiga persen dari pendapatan per kapita. Sementara pertumbuhan pendapatan per kapita diperkirakan akan mengalami penurunan hingga lima persen.
Dalam ulasan tahunannya, IMF juga memberikan penilaiannya terhadap volatilitas nilai tukar rupiah. "Tahun ini rupiah adalah mata uang paling lemah di Asia karena nilai tukar dengan dolar AS turun hingga 20 persen," kata IMF.
Nilai tukar rupiah yang diperdagangkan antarbank di Jakarta pada Senin (16/12) pagi bergerak menguat sebesar 16 poin menjadi Rp 12.090 per dolar AS dibanding posisi Jumat (13/12) pekan kemarin yang berada di level Rp 12.106 per dolar AS.