EKBIS.CO, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi menargetkan pasokan gas alam cair ke konsumen domestik pada 2014 mengalami penaikan 52 persen dibandingkan 2013.
Deputi Pengendalian Komersial SKK Migas Widhyawan Prawiraatmaja di Jakarta, Rabu (8/1), mengatakan pada 2014, pemerintah telah mengalokasikan LNG untuk domestik sebanyak 38 kargo. "Tahun ini ada 38 kargo atau naik 13 kargo dibandingkan 2013 sebanyak 25 kargo," ujarnya.
Menurut dia, tambahan kargo LNG terutama setelah terminal terapung (floating storage and regasification unit/FSRU) di Lampung yang dioperasikan PT PGN Tbk mulai beroperasi. Pada 2014, FSRU Lampung direncanakan menyerap lima kargo LNG dari Kilang Tangguh, Papua Barat.
Widhyawan mengatakan, pasokan 38 kargo LNG ke domestik itu berasal dari Kilang Bontang milik PT Badak NGL sebesar 22 kargo yang seluruhnya untuk FSRU Jawa Barat. Volume 22 kargo Bontang untuk FSRU Jabar itu sama dengan 2013. Lalu, sebanyak 16 kargo LNG lainnya berasal dari Kilang Tangguh yang dikelola BP Berau Limited.
Rinciannya, FSRU Jabar mendapat 5 kargo, PT Pupuk Iskandar Muda dengan skema pertukaran (swap) enam kargo, dan FSRU Lampung lima kargo. Pada 2013, SKK Migas mencatat total penyaluran gas sebesar 7.030 BBTUD dengan rincian domestik 3.660 BBTUD atau 52,1 persen dan ekspor 3.370 BBTUD atau 47,9 persen. Volume gas ke domestik merupakan pertama kalinya lebih tinggi dibandingkan porsi ekspor.
Profil pemanfaatan gas bumi 2013 adalah gas pipa domestik 3.221,98 BBTUD (45,83 persen), LNG ekspor 2.400 BBTUD (34,14 persen), gas pipa ekspor 970.09 BBTUD (13,8 persen), LNG domestik 184,58 BBTUD (2,63 persen), dan elpiji domestik 253,46 BBTUD (3,61 persen). Pada 2012, porsi gas domestik mencapai 3.550 BBTUD atau 49,5 persen dan ekspor 3.631 BBTUD atau 50,5 persen.