EKBIS.CO, CILACAP -- Memasuki musim tanam awal tahun 2014 ini, petani di Kabupaten Cilacap mengalami kesulitan mendapatkan pupuk urea. Jika pun ada, harga pupuk urea sudah melambung hingga Rp 130 ribu setiap zak isi 50 kilogram.
"Normalnya, harga pupuk urea hanya Rp 95 ribu per zak. Tapi sekarang naik menjadi Rp 130 ribu per zak. Itu pun sulit diperoleh," kata Yasan, seorang petani di Desa Adipala Kecamatan Adipala, Ahad (19/1).
Dia menyebutkan, untuk mendapatkan pupuk, dia harus mencari ke distributor-distributor kecamatan tetangga. Hal ini karena distributor pupuk yang ada di wilayah kecamatannya, banyak yang mengaku tidak memiliki stok pupuk lagi.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cilacap, Sudarno, yang dikonfirmasi masalah ini, menyatakan, ketersedian pupuk urea untuk petani di Cilacap, sebenarnya masih tercukupi. Bahkan dia mengaku sudah melakukan inspeksi di gudang pupuk PT Pupuk Sriwijaya.
"Kemarin, kami sudah melakukan kunjungan ke gudang pupuk Sriwijaya. Saat itu, masih banyak pupuk yang belum dikemas. Ada sekitar 10.100 ton pupuk urea yang belum dikemas, dan yang sudah dikantongi baru mencapai 1.800 ton," ujarnya.
Meski demikian dia mengaku, kekosongan pasokan pupuk memang terjadi di sejumlah distributor. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari PT Pusri, hal ini disebabkan para distributor tersebut masih belum menebus pupuk.
"Dari data yang kami peroleh, ada sekitar 10 distributor pupuk PT Pusri yang belum melakukan penebusan. Nanti akan kita periksa kenapa pupuk tersebut belum ditebus distributor," katanya.
Pada tahun 2014 ini, kuota pupuk urea untuk Kabupaten Cilacap hanya sebesar 27 ribu ton. Kuota tersebut berkurang sebanyak 6.000 ton dibanding kuota tahun 2013 yang mencapai 33 ribu ton.
Mengantisipasi pengurangan alokasi pupuk urea, Kepala Dinpertannak Cilacap Gunawan, sedang meningkatkan kampanye untuk menggunakan pupuk organik. "Tapi kami juga tetap mengupayakan agar kuota pupuk subsidi bagi Kabupaten Cilacap dapat ditingkatkan," katanya.