EKBIS.CO, WASHINGTON -- Setelah berbulan-bulan mencari dan bermunculan berbagai spekulasi, raksasa teknologi Mircosoft akhirnya memiliki Chief Executive Officer (CEO) baru. Satya Nadella, salah satu Eksekutif Teknologi asal India, ditunjuk memimpin perusahaan yang selama ini didominasi oleh nama Bill Gates.
Pria kelahiran 44 tahun silam itu, sebelumnya menjabat sebagai Kepala komputasi awan Microsoft, yang menjalankan landasan perusahaan dan pengembangan peralatan. Ia merupakan lulusan teknik elektro dari Universitas Mangalore, dan memiliki gelar pascasarjana dalam ilmu komputer serta bisnis.
Dilansir dari BBC News, Nadella bergabung dengan Microsoft pada 1992. Sebelumnya ia bekerja untuk perusahaan Sun Microsystems. Sejak pertengahan 2013, Nadella menjalankan komputasi awan dan bisnis platform perusahaan. Kepala komputasi merupakan salah satu jabatan penting dalam perusahaan teknologi seperti Microsoft. Mengingat saat ini komputasi menjadi semakin penting bagi perusahaan perangkat lunak.
Di era digital seperti sekarang, semua orang terhubung dengan internet melalui berbagai perangkat mulai dari ponsel, tablet, dan lainnya. Komputasi awan merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi), dengan pengembangan berbasis internet (awan).
Menurut Managing partner di SK Ventures, Paul Kedrosky, Nadella merupakan pilihan yang tak terelakkan untuk menduduki jabatan tersebut. Kedrosky mengatakan, Nadella memiliki kemampuan tinggi dalam perusahaan dan disukai serta dihormati di luar perusahaan.
"Kebanyakan orang di luaran tak memiliki wawasan industri atau cukup pintar untuk menyadari, bahwa ini pekerjaan yang hampir mustahil," ungkapnya. Kedrosky menambahkan, pengalaman Nadella dalam pengembangan berbasis internet di Microsoft sangat signifikan. Hal tersebut akan berdampak bagi masa depan perusahaan di era digital ini.
Microsoft memang membutuhkan waktu cukup lama untuk memilih CEO barunya. Bahkan Nadella mengalahkan ratusan nama lain yang dicalonkan sebagai CEO. Kata Kedrosky, ada beberapa alasan mengapa pemilihan CEO baru membutuhkan waktu lama.
Pertama menurutnya, karena pekerjaan ini tergolong sulit untuk sebuah perusahaan yang kompleks seperti Microsoft. Kedua, keterlibatan orang dalam, secara khusus Bill Gates dalam pemilihan. Selama ini Gates kerap membuat banyak calon merasa tak bisa membawa perubahan radikal pada perusahaan. Ketiga, perusahaan masih bimbang mengenai sosok seperti apa yang mereka inginkan untuk memimpin ke depannya.