EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia menyatakan penurunan defisit transaksi berjalan triwulan IV-2013 menjadi 4 miliar dolar AS atau 1,98 persen dari PDB terutama didukung oleh naiknya surplus neraca perdagangan barang.
"Hal itu bersumber dari bertambahnya surplus neraca perdagangan nonmigas dan menyempitnya defisit neraca perdagangan migas," kata Kepala Grup Neraca Pembayaran Endy Dwi Tjahjono saat diskusi dengan wartawan di Jakarta, Jumat.
Surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat karena ekspor nonmigas kembali tumbuh positif (3,8 persen, yoy) didukung kenaikan ekspor manufaktur sejalan meningkatnya permintaan dari AS dan Jepang, katanya.
Selain itu, lanjut Endy, ekspor nonmigas tumbuh juga karena nilai tukar rupiah yang cukup kompetitif, dan koreksi harga komoditas yang semakin terbatas, di samping didorong pula oleh peningkatan ekspor sumber daya alam terkait dengan antisipasi pemberlakuan Undang Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba).
Sementara itu, pertumbuhan impor nonmigas mencatat kontraksi 6,6 persen (yoy) sejalan dengan moderasi permintaan domestik.
"Di sisi neraca perdagangan migas, berkurangnya defisit dipengaruhi turunnya impor migas di saat ekspor migas masih tumbuh positif," ujar Endy.
Endy menambahkan, di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global, transaksi modal dan finansial triwulan IV-2013 mencatat surplus 9,2 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan surplus 5,6 miliar dolar AS pada triwulan sebelumnya.
"Kenaikan surplus transaksi modal finansial terutama didorong meningkatnya penarikan pinjaman luar negeri swasta dan penarikan simpanan bank domestik di luar negeri, yang sebagian ditempatkan pada beberapa instrumen yang disediakan Bank Indonesia," kata Endy.
Selain itu, arus masuk investasi langsung asing tetap kuat, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan angka triwulan sebelumnya akibat divestasi beberapa perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA).
"Di samping itu, investasi portofolio asing juga masih tercatat surplus, meskipun menurun akibat berkurangnya penempatan nonresiden di pasar saham domestik," ujar Endy.