EKBIS.CO, KAMOJANG – PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang (PGE-AK) yang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang cukup signifikan.
Dalam pengusahaannya, PGE-AK fokus kepada kegiatan untuk meningkatkan produksi di tiga daerah operasi, yakni Kamojang, Lahendong dan Sibayak. Total produksi yang dihasilkan dari tiga daerah operasi tersebut sebesar 9,5 juta ton uap dengan pembangkitan 1,3 juta MWh.
Selain itu, perusahaan ini mampu memproduksi uap geothermal per tahun sebesar 39,89 juta ton dengan pembangkitan listrik mencapai 5,36 juta MWh. PGE merupakan perusahaan yang berorientasi kepada kegiatan operasi terintegrasi. Seluruh kegiatan operasi dilakukan dari hulu sampai hilir, seperti PLTP Kamojang Unit IV.
Manajer Ren & Eval PGE-AK Muhammad Gadhavi mengatakan, PGE-AK berhasil tiga kali berturut-turut mempertahankan peringkat emas dalam Program Penilaian Kinerja Perusahaan (Proper) periode 2011, 2012 dan 2013 dari Kementerian Lingkungan Hidup RI.
“Ini adalah bukti dukungan perusahaan dalam mendukung energi bersih ramah lingkungan yang memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar,” ujarnya, Senin (17/2).
Operasional perushaan yang berjalan saat ini, menurutnya, juga diimbangi dengan keselarasan program community social responsibilty (CSR) melalui pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan, maupun lingkungan.
PGE-AK adalah anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang membawahi 14 wilayah kerja pengusahaan geothermal di Indonesia. PGE-AK merupakan lapangan geothermal tertua dan pionir pengembangan geothermal di Indonesia yang dibangun pada 1983, Hingga kini, PGE-AK telah membangkitkan 200 MW energi geothermal.
Sekilas Perjalanan PGE-AK
1926 – 1928: Pengeboran 5 sumur oleh Pemerintah Belanda.
1971 – 1979: Pengeboran 14 Sumur eksplorasi (kerja sama dengan Pemerintah Selandia Baru).
1978: Peresmian Monoblok 0,25 MW oleh Menteri Pertambangan dan Energi Prof DR Subroto.
1979 – 2003 : Pengeboran sumur pengembangan dan produksi.
1983: Peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Unit I (30 MW) oleh Presiden Soeharto.
1988: Peresmian PLTP Unit II dan III (2 x 55 MW).
1997: Penundaan proyek pengembangan Kamojang (Keppres No. 39/1997).
2003 - 2007: Pengembangan PLTP Unit IV (60 MW).