EKBIS.CO, DENPASAR -- Indonesia menghadapi masalah pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Dimana kata peserta Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat, Ali Masykur Musa, selama ini ekonomi hanya tumbuh di kota-kota besar, yakni sekitar 48 persen berada di Pulau Jawa dan 42 persen di luar Pulau Jawa.
"Untuk mempercepat tercapainya kemakmuran rakyat, maka pusat pertumbuhan ekonomi harus disebar dan investasi harus di-share ke daerarh-daerah," kata anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ini.
Kepada wartawan di Denpasar, Selasa (18/2), menjelang pelaksanaan Debat Capres Partai Demokrat, Ali Masykur mengatakan, dengan menyebar pertumbuhan ekonomi ke daerah-daerah, berarti Indonesia telah mengurangi pengangguran di desa. Karena sebutnya, setiap pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen, berarti telah merekrut 750 ribu tenaga kerja. Kalau pertumbuhan ekonominya sampai 5,5 persen, maka lebih dari empat juta tenaga kerja yang dipekerjakan.
"Kalau pertumbuhan ekonominya disebar ke daerah, maka jutaan orang yang menganggur di desa akan mendapat pekerjaan. Insya Allah dalam waktu lima tahun kemiskinan di Indonesia bisa ditekan hanya tinggal enam persen," katanya.
Menurut Ali Masykur, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama sepuluh tahun kepeimpinan SBY cukup stabil, yakni berkisar antara 5,5 persen. Begitu juga dengan APBN terus mengalai peningkatan dan kini mencapai Rp 1.820 triliun. Hanya nilai Ali Masyakur, pemerantaan pertumbuhan ekonomi yang belum maksimal dan agar menjadi fokus dalam pembangunan ke depan.
Ali Masykur menyoroti masalah pembangunan di Indonesia dan besarnya investasi asing yang masuk ke Indonesia. Menurut dia al itu belum menggambarkan pembangunan Indonsia, melainkan yang ada hanya orang yang membangun di Indonesia. "Hasil pembangunannya dibawa ke luar, diambil oleh asing," katanya.