EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Astra International Tbk dan anak perusahaannya (Astra atau Perseroan) membukukan pendapatan bersih Astra per Desember tahun 2013 mencapai Rp 193,9 triliun, naik 3 % dibandingkan tahun 2012. Sementara laba bersih mencapai angka Rp 19,4 triliun, berada pada kisaran yang sama dengan tahun 2012.
Laba bersih per saham sebesar Rp 480 per saham tidak mengalami perubahan dari tahun 2012. Nilai bersih aset Astra Rp 2.073 per saham pada 2013, mengalami kenaikan sebesar 18% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 1.759 per saham. “Perseroan mencatat kinerja yang memuaskan di tahun 2013, meski beberapa divisi bisnis mengalami kondisi yang cukup menantang. Prospek bisnis di tahun 2014 diperkirakan tetap baik, walaupun kompetisi di pasar penjualan mobil masih akan tinggi dan harga batu bara masih melemah. Sementara itu, kenaikan suku bunga pinjaman dan volatilitas nilai tukar rupiah harus diwaspadai,” ungkap Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto, Kamis (27/2).
Seiring dengan strategi Perseroan untuk terus melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha dengan memasuki lini bisnis baru yang berpotensi untuk berkembang sejalan dengan nilai-nilai filosofi Astra, dan dengan memanfaatkan sinergi di dalam Grup Astra, maka pada tahun 2013 telah dikeluarkan beberapa inisiatif baru, diantaranya peluncuran Low Cost Green Car; akuisisi saham pabrik wheel rim oleh Astra Otoparts; pengembangan proyek properti untuk gedung perkantoran dan apartemen di Jakarta Pusat; dan pada bulan Januari 2014, diumumkannya kesepakatan bersama Aviva plc untuk membentuk perusahaan patungan di bidang asuransi jiwa.
Saat ini, kegiatan Grup Astra fokus kepada enam lini bisnis inti, yaitu Divisi Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik, serta Teknologi Informasi dengan rincian kinerja sebagai berikut: Divisi Otomotif Laba bersih Divisi Otomotif naik sebesar 4% menjadi Rp 9,8 triliun.
Sepanjang tahun 2013, permintaan kendaraan bermotor tetap tinggi, namun peningkatan persaingan yang terjadi akibat meningkatnya kapasitas produksi domestik serta tingginya biaya tenaga kerja sedikit mempengaruhi kontribusi laba bersih dari divisi mobil. Bisnis Grup Komponen juga mengalami kenaikan volume penjualan, namun dari sisi laba bersih mengalami penurunan akibat kenaikan biaya material dan biaya tenaga kerja yang tidak dapat dibebankan sepenuhnya kepada pelanggan. Meskipun demikian, dalam siaran persnya kepada ROL disebutkan, divisi sepeda motor mencatatkan kenaikan kontribusi laba bersih akibat meningkatnya permintaan dan naiknya pangsa pasar.