EKBIS.CO, JAKARTA -- Kalangan perbankan di Tanah Air siap untuk menyalurkan kredit untuk pembangunan smelter. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung UU Minerba Nomor 4 tahun 2009 dimana perusahaan tambang diminta untuk mulai membangun smelter karena ekspor bahan mineral mentah dilarang.
PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) mengaku tertarik untuk memberikan kredit smelter. "Kami tertarik untuk menyalurkan kredit untuk smelter di tahun ini," ujar Direktur Korporasi BCA Dhalia M Ariotedjo. Namun, ia mengaku hingga kini belum ada perusahaan tambang yang mengajukan permohonan kredit.
Meski diberi waktu lima tahun masa transisi, belum banyak pelaku tambang belum yang membangun pabrik pengolahan tersebut. Mereka mengatakan, biaya pembangunan pabrik tersebut mahal.
Dhalia mengatakan, BCA telah memiliki portofolio pinjaman ke sektor pertambangan, tetapi masih sangat kecil. Realisasi kredit ini masuk dalam kategori kredit korporasi yang secara keseluruhan telah mencapai Rp 103,082 triliun. "Kita sedikit sekali. Yang ada perusahaan-perusahaan kecil," ujarnya.
Dhalia mengakui, tingkat risiko penyaluran pembiayaan ke sektor tersebut terbilang tinggi. Oleh karena itu, BCA memilih menyalurkan kredit melalui kerja sama dengan beberapa bank atau sindikasi.
PT Indonesia Eximbank juga memasukkan pembiayaan smelter dalam ekspansi bisnis di tahun ini. Lembaga pembiayaan ekspor itu siap menyalurkan kredit hingga Rp 1 triliun.
Direktur Pelaksana I Eximbank Dwi Wahyudi mengatakan, perseroan telah menyalurkan kredit smelter sejak tahun lalu. Eximbank membiayai pembangunan smelter dengan skema sindikasi debgan sejumlah bank seperti China Development Bank (CDB), dan ICBC.
Dua smelter tersebut milik dua perusahaan tambang, yakni Indofero dan Bintang 8. Realisasi pembiayaan yang tersalurkan masing-masing senilai 60 juta dolar AS (Rp 690 miliar) dan Rp 300 miliar. "Kita tak bisa menyalurkan sendiri karena smelter itu investasinya mahal. Ada yang mencapai 1 miliar dolar AS. Jadi kita harus sindikasi," ujarnya.
Eximbank berharap tahun ini dapat menyalurkan pembiayaan paling tidak untuk dua smelter. "Kita mematok yang paling siap dan visible untuk dibiayai," ujarnya.
Direktur Eksekutif Eximbank I Made Gde Erata mengatakan, Perseroan tahun ini menyiapkan pembiayaan untuk pembangunan konstruksi smelter sebagai infrastruktur ekspor. "Kenapa konstruksi andalan kita? Karena tenaga kerja akan terdorong," ujarnya.