EKBIS.CO, PURWOKERTO -- Harga beras IR-64 kualitas medium pada tingkat penggilingan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang sempat mencapai Rp8.500 per kilogram, saat ini anjlok hingga Rp6.800-Rp7.000.
"Saat ini, sebagian wilayah Jateng selatan telah memasuki masa panen, namun harga beras justru anjlok," kata Ketua Asosiasi Perberasan Banyumas Agus Purwanto di Purwokerto, Senin.
Menurut dia, anjloknya harga beras di tingkat penggilingan itu disebabkan buruknya kualitas gabah dari petani.
Ia mengatakan petani memanen dini karena khawatir tanaman padinya diserang wereng batang cokelat.
"Rata-rata, petani memanen padi 10-15 hari sebelum waktu panen tiba. Akibatnya, kualitas beras menjadi buruk karena 'broken-nya' mencapai 30 persen," kata dia.
Ia mengatakan bahwa petani terpaksa memanen dini karena mereka tidak ingin kerugian akibat serangan wereng batang cokelat itu semakin besar.
Menurut dia, petani harus mengeluarkan biaya ekstra agar tanaman padinya terbebas dari wereng batang cokelat hingga waktu panen tiba.
"Setiap petani sedikitnya harus mengeluarkan biaya ekstra sebesar Rp150 ribu untuk membeli obat hama wereng batang cokelat dan Rp75 ribu per hari untuk mengupah satu orang yang menyemprotkan obat hama tersebut. Padahal, penyemprotan harus rutin dilakukan hingga waktu panen tiba," katanya.
Kendati harga beras di tingkat penggilingan anjlok, Agus mengatakan bahwa banyak mitra kerja Bulog yang belum berani membeli beras dari petani untuk disetorkan ke Bulog karena harganya masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang sebesar Rp6.600 per kilogram.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Humas Bulog Subdivisi Regional IV Banyumas Muhammad Priyono mengakui bahwa saat ini harga beras masih di atas HPP meskipun sebagian wilayah Jateng selatan telah memasuki masa panen, seperti Maos, Majenang, Wanareja, Kebasen, dan Purbalingga.
"Namun kami telah mulai menyerap beras dari petani. Kebetulan ada beberapa mitra kerja yang mau membantu sambil menunggu masa panen raya yang diperkirakan akan berlangsung pada akhir bulan Maret," katanya.
Hingga saat ini, Bulog Banyumas telah menyerap sekitar 4.000 ton setara beras dari prognosa pengadaan pangan pada 2014 sebesar 120 ribu ton setara beras.
"Hingga saat ini, jumlah beras yang disetorkan mitra kerja rata-rata 200-300 ton per hari, sehingga pengadaan atau penyerapan yang dilakukan baru mencapai kisaran 4.000 ton setara beras," kata dia.
Dia optimistis target atau prognosa pengadaan pangan sebesar 120 ribu ton pada 2014 tersebut dapat tercapai.