EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia berpotensi mengalahkan raksasa ekonomi dunia, Cina, dalam lima tahun ke depan. Demikian diungkapkan President Boston Institute for Developing Economies Profesor Gustav Papanek.
Menurut Papanek, saat ini Cina memang mendominasi lapangan kerja. Namun jumlah penduduk usia produktif tidak sebanyak Indonesia. "Nantinya Cina tidak memiliki daya saing lagi dalam tenaga kerja," katanya dalam Seminar di Hotel JS Luwansa, Jakarta Pusat, Rabu (19/3).
Upah akan kian meninggi, usia pekerja semakin menua, sehingga jumlah pekerja semakin sedikit. Gustav menjelaskan, pemerintah Indonesia hanya membelanjakan kurang dari satu persen untuk infrastruktur. Keadaan ini perlu ditingkatkan kembali menjadi lima persen.
Sumber pendanaan bisa diperoleh dari subsidi bahan bakar. Kegiatan ekspor Indonesia juga meningkat sebanyak 34 persen per tahunnya. Dalam hal ini, peranan penting pemerintah memberikan kebijakan ekspor.
Pemerintah Indonesia, lanjut Papanek, bisa membangun industri cluster di luar Jakarta. Sebab harga tanah dan upah bisa lebih rendah.
Menurutnya, penduduk Indonesia lebih cerdas dari Bangladesh atau Vietnam. "Kedua negara tersebut mampu membuat pabrik yang berada di dekat pelabuhan. Sehingga tidak perlu terkendala jalan dalam proses distribusi. Apabila kedua negara tersebut mampu melakukan hal demikian, seharusnya Indonesia juga bisa. Bahkan lebih di atas negara tersebut," papar Papanek.