Kamis 20 Mar 2014 13:14 WIB

Kontraktor PHE ONWJ Bantah tak Libatkan Pekerja Lokal

Rep: Lilis Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Ladang migas, ilustrasi
Ladang migas, ilustrasi

EKBIS.CO, INDRAMAYU – Kontraktor utama dalam proyek Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, PT Meindo Elang Indah, membantah tidak melibatkan pekerja lokal dalam proyek mereka.

‘’(Dalam proyek ini) kami gunakan pekerja lokal. Bahkan kami menerima pekerja lokal melalui karang taruna setempat,’’ tegas Procurement Manager PT Meindo Elang Indah, Titik Rahmawati, kepada ROL, kemarin.

Hal itu disampaikan Titik menyusul adanya keluhan dari Ketua Himpunan Mitra Kerja Pertamina Balongan, Gory Sanuhri, dan Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia Kabupaten Indramayu, Mulyadi Cahya. Mereka menuding, PT Meindo Elang Indah memonopoli proyek itu sendiri.

Titik menjelaskan, sejak awal, pihaknya juga melibatkan subkontraktor lokal dalam proyek tersebut. Seperti misalnya, PT Satria Pringgandani milik Gory Sanuhri.

Titik mengakui, untuk pekerjaan kritikal, seperti misalnya pekerjaan di bagian lifting, pihaknya harus mempekerjakan pekerja yang ahli di bidangnya. Pasalnya, dalam pekerjaan itu, harus menggunakan peralatan migas yang berkualitas tinggi dan tidak boleh ada kecelakaan kerja.

Titik menambahkan, pihaknya sudah berencana melaksanakan proyek pembangunan empat gedung di Balongan. Menurutnya, desain dua bangunan dari gedung itu telah selesai dan akan ditenderkan secara terbuka sekitar April.  ‘’Dan dalam prosesnya, kami pasti melibatkan subkontraktor lokal,’’ tegas Titik.

Seperti diberitakan, Ketua Himpunan Mitra Kerja Pertamina Balongan, Gory Sanuhri, mengeluhkan kinerja kontraktor utama dalam proyek PHE ONWJ di Kecamatan Balongan, PT Meindo Elang Indah. Dia menyatakan, sebagai kontraktor utama, perusahaan tersebut seharusnya menjadi semacam mediator antara PHE ONWJ dengan para kontraktor yang menjadi pihak ketiga.  ‘’Namun semua dikerjakan mereka (PT Meindo Elang Indah) sendiri,’’ ujar Gory.

Menurut Gory, sistem pengerjaan proyek yang dilakukan PT Meindo Elang Indah itu dinilainya  bertentangan dengan semangat otonomi daerah. Dia menyatakan, seharusnya, perusahaan itu melibatkan para pengusaha lokal agar dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat setempat.

Hal senada diungkapkan Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia Kabupaten Indramayu, Mulyadi Cahya. Dia mengatakan, dengan semangat otonomi daerah, maka setiap proyek pembangunan di Kabupaten Indramayu seharusnya melibatkan para pengusaha lokal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement