Selasa 25 Mar 2014 08:56 WIB

Mackenzie: Kebijakan Energi Pengaruhi Risiko Pasar LNG

Rep: Elba Damhuri/ Red: Nidia Zuraya
LNG Iran
Foto: irib
LNG Iran

EKBIS.CO, SEOUL -- Wood Mackenzie mengingatkan produsen dan konsumen gas alam dan LNG (liquefied natural gas) tentang risiko pasar bisnis LNG. Perubahan kebijakan energi di negara-negara produsen maupun konsumen gas akan membatasi opsi suplai LNG.

Mackenzie menilai perubahan kebijakan energi juga berdampak pada risiko penyediaan LNG di negara-negara produsen. Yang paling keras terkena dampak ini terutama Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan negara-negara lain yang merupakan produsen gas alam besar.

Gavin Thompson, Kepala Asia Pacific Gas & Power Research Wood Mackenzie, mengatakan keinginan negara-negara yang akan meningkatkan penggunaan energi nuklir menyebabkan ketidakpastian permintaan LNG.

"Jika pada saat ini liberalisasi pasar energi dan gas memperkuat posisi pembeli gas, maka di masa depan keraguan menyelimuti industri ini," kata Gavin di sela Konferensi dan Pameran Gastech 2014 di Seoul, Korea Selatan, Selasa (25/3).

Akibatnya, menurut dia, pembeli lama dan baru meminta volume tambahan gas yang lebih kecil sejalan dengan fleksibilitas yang lebih besar pada harga dan kontrak.

Mackenzie mencatat sudah lebih dari 500 juta ton LNG diminta negara-negara konsumen. Permintaan datang kepada sejumlah produsen besar gas seperti Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Afrika Timur, dan Australia.

Gavin menegaskan meskipun permintaan LNG tetap tinggi namun itu tidak akan menghasilkan keputusan investasi. Ini terjadi karena pada posisi pembeli tidak ada kepastian menyusul adanya perubahan rencana kebijakan energi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement