EKBIS.CO, Jakarta --- Kondisi cuaca lembab menyebabkan produksi terganggu. Produksi beras tahun ini pun diperkirakan berkurang hingga dua juta ton.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KNTA) Winarno Tohir memprediksi harga beras pun segera naik. Beras yang kini harganya Rp 6.660 per kilogram (kg) bisa menjadi Rp 7.500 per kg. Malah, bisa menembus Rp 8.000 per kg. "Pasokan beras juga akan terganggu," katanya dihubungi Republika, Jumat (18/4).
Penyebabnya, kata dia, banjir awal tahun yang menghantam lahan pertanian. Kemudian musim hujan membuat serangan hama penyakit seperti wereng semakin ganas. Kondisi diperparah dengan tersendatnya pasokan benih dan pupuk.
Di Indramayu misalnya, petani harus waspada memantau lahan pertanian miliknya. hanya perlu dua hari tanpa pengawasan untuk membuat lahan pertanian luluh lantak diserang hama.
Akibat persoalan ini, produksi beras nasional akan menyusut. Produksi gabah kering giling yang ditargetkan sebesar 76 juta ton kemungkinan hanya tercapai sekitar 70 juta ton.
"Musim gadu kali ini berkontribusi 55 persen dari penyediaan beras nasional selama setahun," kata dia.
Kondisi ini membuat petani pesimis bisa memenuhi target pemerintah untuk surplus 10 juta ton beras pada 2014. Namun apabila pemerintah serius masih ada cara agar produksi beras nasional digenjot.
Pertama dengan menambah anggaran ketersediaan pupuk. Lalu dengan menata penyaluran benih ke petani.
Selanjutnya menyediakan penyuluh pertanian di lapangan. Kekurangan penyuluh pertanian saat ini mencapai 17 ribu orang. Padahal peran penyuluh sangat penting untuk mengoptimalkan produksi.