EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian ESDM mencatat konsumsi unsur nabati dalam bahan bakar biodiesel (fatty acid methyl esther/FAME) sampai kuartal pertama 2014 sebesar 350 ribu kiloliter.
Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Dadan Mulyana di Jakarta, Senin, mengatakan volume pemanfaatan FAME tersebut memberikan penghematan devisa karena tidak mengimpor solar sebesar 237 juta dolar AS.
"Realisasi BBN (bahan bakar nabati) kuartal pertama sebesar 350 ribu kiloliter yang setara dengan penghematan devisa 237 juta dolar AS," katanya.
Menurut dia, pemerintah telah menerbitkan Keputusan Menteri ESDM No 2185/12/MEM/2014 yang menetapkan harga indeks pasar (HIP) FAME yang dicampur solar bersubsidi sebesar maksimal 103,48 persen terhadap harga patokan solar di pasar Singapura (mean oil Platt's Singapore/MOPS).
"Ini menjadi insentif agar pemanfaatan biodiesel makin meningkat lagi," katanya.
Selama ini, produsen biodiesel mengeluhkan harga patokan yang ditetapkan hanya maksimal sesuai MOPS.
Selain lebih tinggi dari MOPS, lanjutnya, pengusaha biodiesel juga mendapat kemudahan mekanisme pengadaan.
"Pengadaannya diubah menjadi semi-FOB (freight on board) yakni produsen hanya mengirimkan biodieselnya sampai ke terminal utama Pertamina," ujarnya.
Pada 2014, pemerintah menargetkan penghematan devisa BBN mencapai 3,1 miliar dolar AS. Namun, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana telah mengatakan, target tersebut kemungkinan hanya tercapai 1-2 miliar dolar.
Untuk harga patokan bioetanol, menurut Dadan, masih dalam pembahasan dengan Kementerian Keuangan.