Jumat 25 Apr 2014 09:43 WIB

Wajah Ladang Migas Tertua di Kaltim

.

Red: Mohamad Amin Madani

Ladang minyak dan gas (migas) Handil di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. (Republika/Agung Sasongko)

AKtivitas para pekerja di ladang minyak dan gas (migas) Handil, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. (Republika/Agung Sasongko)

AKtivitas para pekerja di ladang minyak dan gas (migas) Handil, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. (Republika/Agung Sasongko)

AKtivitas para pekerja di ladang minyak dan gas (migas) Handil, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. (Republika/Agung Sasongko)

AKtivitas para pekerja di ladang minyak dan gas (migas) Handil, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. (Republika/Agung Sasongko)

inline

EKBIS.CO, HANDIL --  Wajah ladang minyak dan gas (migas) Handil, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur berubah seiring bertambah usianya yang sudah mencapai angka 40 tahun.  Sesuai bila menyebut matahari yang terang benderang pada akhirnya tenggelam. Satu siklus kehidupan yang tak terhindarkan.

Melihat lebih dekat, ladang Handil terlihat bangunan kokoh di dekat muara Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Bersama Bekapai, Handil merupakan ladang minyak dan gas berusia tua. Pengelolaannya berada ditangan Total E&P Indonesia, perusahaan migas dari Prancis.

Di awal penemuannya, Handil sempat merasakan kejayaan produksi migas yang mencapai 194.000 barel per hari pada tahun 1977. Angka yang menjadi simbol kehebatan Indonesia sebagai negara eksportir gas kala itu. Kini, jumlah produksinya menyusut hingga sepersepuluh yakni rerata 17 ribu barel per hari.

Sujud Sudjarwaji, Site Manager CPA, Total E&P Indonesie untuk ladang Handil, mengungkap saat ini terdapat 65 gugusan sumur yang terbagi menjadi dua yakni 144 sumur hidup dan 446 sumur mati. Untuk sumur hidup,  sekitar 17 sumur produksi migasnya mengalir alami. Sisanya, 91 sumur produksi migas angkut buatan, 8 sumur produksi air dan 28 sumur injeksi air.

"Melalui 144 sumur ini, ladang migas Handil mampu memproduksi minyak sebesar 17 ribu barel per hari, dan gas 22 MMscfd," ungkap dia. Untuk 446 sumur mati, lanjut Sujud, awalnya merupakan sumur migas yang mengalir alami, lalu sumur produksi dan injeksi air, udara dan eksplorasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement