EKBIS.CO, JAKARTA -- Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Lana Soelistyaningsih menilai gagasan akuisisi BTN oleh Mandiri tidak boleh berhenti. "Secara bisnis ide yang baik, asalkan prosedurnya sesuai aturan," katanya di Jakarta, Selasa (29/4).
Dia mengatakan tantangan yang besar pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 membutuhkan bank yang memiliki permodalan yang kuat untuk siap berkompetisi di pasar bebas. "Kalau banknya kuat, secara tidak langsung memperkuat perekonomian nasional lewat fungsi intermediasinya," katanya.
Sementara itu legislator dari Partai Demokrat Jefirstson Riwu Kore menyayangkan isu akuisisi BTN oleh Bank Mandiri menjadi komoditas politik. "Alasan penolakan akuisisi ini benar-benar tidak masuk akal, janganlah kita mempolitisir urusan ekonomi, bisa hancur nanti perekonomian kita," ujar dia.
Jefirstson melanjutkan, Presiden SBY memandang akuisisi BTN adalah demi untuk kepentingan umum. "Dari sekian banyak warisan (legacy) berharga yang ditinggalkan SBY di masa pemerintahannya yakni rencana akuisisi BTN," tegas dia.
Jefirstson menampik kekhawatiran akan ada pengurangan karyawan BTN jika akuisisi terlaksana. Sebaliknya, jumlah karyawan BTN akan semakin bertambah banyak seiring dengan kuatnya permodalan bank tersebut berkat ditopang oleh Bank Mandiri dan ekspansi besar-besaran yang dilakukan BTN.