EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani menyayangkan pemadaman listrik secara bergilir di wilayah Jakarta Raya dan Tangerang. Hal tersebut disebabkan tarif listrik untuk industri golongan I3 maupun I4 baru saja dinaikkan oleh PT PLN (Persero) per 1 Mei 2014. "Kenaikan yang begitu besar, tak diimbangi layanan optimal," ujar Franky kepada ROL, Selasa (13/5).
Selain itu, menurut Franky, sampai saat ini tidak ada mekanisme klaim apabila buruknya layanan PLN. Jika pemadaman disebabkan oleh kondisi force majeur seperti cuaca buruk, Franky bisa memakluminya."Lebih sering permohonan maaf, sementara kerugian terasa sekali, khususnya konsumen," kata Franky.
Franky menggolongkan dua kelompok usaha yang terkena imbas pemadaman yaitu industri skala kecil dan industri skala menengah besar. Industri skala kecil tidak memiliki sumber listrik cadangan seperti genset. Misalnya industri rumahan yang memerlukan freezer, dengan adanya pemadaman enam jam, tentu mengakibatkan kerusakan produk yang disimpan. Sedangkan untuk industri skala menengah besar, umumnya memiliki genset, tapi harus membayar lebih mahal lantaran menggunakan solar.
Lebih lanjut, Franky menawarkan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. "Tentu kita ingin ada mekanisme klaim. Artinya, kalau kerugian itu kita mintakan ke PLN untuk ganti rugi," ujar Franky.
Jika ini dilakukan, Franky menyebut PLN akan berbenah sehingga pelayanannya membaik. "Selama ini PLN sebagai penyedia listrik yang monopoli sehingga tak ada kompetitor," kata Franky yang juga menjadi Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) tersebut.