Senin 19 May 2014 22:47 WIB

Dihadapkan pada Stress Test BI, Perbankan Indonesia Sehat

Rep: Satya Festiani/ Red: Asep K Nur Zaman
Gedung Bank Indonesia
Foto: Republika/Wihdan
Gedung Bank Indonesia

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai kondisi perbankan Tanah Air masih sehat. Hal tersebut terlihat dari stress test yang dilakukan bank sentral.

Stress testing adalah teknik manajemen risiko yang digunakan untuk mengevaluasi dampak potensial terhadap kondisi keuangan suatu lembaga, dalam hal ini perbankan. BI melakukannya dengan tujuan menggabungkan shock scenario dari risiko kredit dan risiko pasar seperti shock peningkatan kredit bermasalah (NPL), peningkatan suku bunga, pelemahan nilai tukar, dan penurunan harga surat berharga negara (SBN).

Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengatakan, dalam stress test yang terbaru, BI menaikkan tingkat suku bunga sebesar 2,5 persen. Namun ,tidak terlalu berpengaruh terhadap rasio kecukupan modal (CAR) perbankan nasional. "Dampak kepada perbankan tak terlalu masalah," ujar Halim, Senin (19/5).

Halim mengatakan, CAR hanya turun sebesar 100 basis poin (bps). "Ini cukup untuk buffer Basel III," katanya.

Berdasarkan hasil stress test tersebut, CAR perbankan secara keseluruhan turun dari 18,48 persen menjadi 17,6 persen. CAR bank BUKU I turun dari 19,08 persen menjadi 17,66 persen. CAR BUKU II turun dari 24,91 persen menjadi 23,92 persen. CAR BUKU III turun dari 16,18 persen menjadi 15 persen. Sedangkan, CAR BUKU IV turun dari 15,91 persen menjadi 15,35 persen. 

Halim mengharapkan CAR bank BUKU IV dapat lebih tinggi dari level tersebut. Untuk menambah modal, bank harus mengurangi ekspansi bisnisnya. "Dia harus nambah modal. Dia bisa tambah tier 1 dari pemilik, atau dia ngutang. Tapi dibatasi hanya bisa 50 persen dari total tier 1-nya," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement