EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) I Kadek Dian Sutrisna Artha mengatakan, masalah kemiskinan merupakan masalah multidimensi.
Namun secara umum, permasalahannya bisa ditilik dari aspek ekonomi dan nonekonomi. Khusus dari sisi ekonomi, Artha menjelaskan, pertumbuhan ekonomi haruslah inklusif agar dinikmati semua lapisan masyarakat.
Akan tetapi, korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan penurunan tingkat kemiskinan, semakin inelastis. Artinya, ujar Artha, pertumbuhan ekonomi berkontribusi minim terhadap penurunan kemiskinan.
Selain inklusif, Artha menyebut pertumbuhan ekonomi haruslah diiringi kualitas kesehatan, pendidikan dan akses ke fasilitas publik. "Ini yang harus didorong kedua kandidat," ujar Artha kepada Republika, Kamis (22/5).
Artha diminta tanggapannya terkait upaya penurunan tingkat kemiskinan yang perlu diupayakan dua kandidat bakal calon presiden dan wakil presiden yaitu Joko Widodo dan Jusuf Kalla serta Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Lebih lanjut, Artha menjelaskan, kondisi saat ini menunjukkan adanya kenaikan tingkat kesenjangan antara si miskin dan si kaya (indeks gini 0,413). Hal tersebut disebabkan pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati kalangan tertentu.
Selain itu, fokus pertumbuhan masih berkutat di Pulau Jawa, dibanding di luar Pulau Jawa. Saat ditanya apakah penurunan tingkat kemiskinan perlu difokuskan pada sektor pertanian, Artha memberi penjelasannya.
Menurut Artha, pertanian harus dikombinasikan dengan sektor industri. Dalam konteks ini, pertanian menyediakan bahan baku, sedangkan industri mengolahnya. "Pergerakan ke arah industri harus didukung SDM berkualitas agar gap tak makin besar," katanya menegaskan.