EKBIS.CO, JAKARTA -- Naiknya harga daging ayam dan telur mendorong kenaikan inflasi Mei 2014. Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Mei dapat mencapai 0,09-0,1 persen. Sehingga inflasi tahunan akan tercatat sebesar 7,2-7,3 persen.
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo sebelumnya memprediksikan inflasi berada pada 0.08-0.1 persen. Namun, menurut dia, target inflasi 2014 sebesar 3,5-5,5 persen masih dapat tercapai.
"Hingga minggu ketiga kemarin yang naik itu ayam, telur dan daging," ujar Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat (30/5). Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebelumnya telah mengumumkan kenaikan harga daging ayam sekitar 8,25 persen menjadi Rp 29,610 per kilogram (kg). Sedangkan harga telur naik sekitar 6,59 persen menjadi Rp 19.597 per kg. Sementara itu, harga beras, cabai dan bawang masih deflasi.
Perry mengatakan, inflasi Mei adalah inflasi musiman. Inflasi diperkirakan meningkat pada Juni dan Juli karena adanya Lebaran. "Meskipun secara musiman ada naik, kita perkirakan tidak akan sebesar tahun lalu," ujarnya. Hal itu disebabkan permintaan tahun ini lebih rendah dari tahun lalu karena ada moderasi aktivitas ekonomi.
Untuk menjaga agar inflasi tidak meningkat, BI meminta komitmen semua pimpinan daerah untuk menjaga pasokan, distribusi, dan informasi harga. Kerja sama antardaerah pun perlu diperkuat karena seringnya terjadi kelebihan pasokan di suatu daerah dan kekurangan di daerah lainnya. Perry mengatakan, BI juga akan melakukan policy prudent agar permintaan tetap terkendali.