Sabtu 09 Aug 2014 13:15 WIB

Ekonomi Kreatif Diminta Bernilai Tambah

Red: Julkifli Marbun
Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (tengah) memberi sambutan di ajang Lomba Cipta Lagu Anak 2013
Foto: ist
Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (tengah) memberi sambutan di ajang Lomba Cipta Lagu Anak 2013

EKBIS.CO, CIANJUR -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menginginkan pengembangan beragam sektor perekonomian kreatif di Tanah Air seperti industri batik selalu dapat bernilai tambah.

"Ekonomi kreatif adalah bagaimana menggunakan pengetahuan yang ada sebagai basis untuk nilai tambah," kata Mari Elka Pangestu di sela acara Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional di Istana Kepresidenan Cipanas, Cianjur, Sabtu.

Menparekraf memaparkan, Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional yang sudah dilakukan ke-9 kalinya ini selalu diperluas dari tahun ke tahun.

Pada penyelenggaraan tahun ini, ujar dia, diundang pula para pemenang dari tahun-tahun sebelumnya dalam rangka ingin melihat rekam jejak dan prestasi masing-masing pemenang, bahkan ada yang sampai menembus ajang di tingkat internasional.

"Setelah sembilan tahun disambut baik semua kalangan dan antusiasmenya luar biasa," katanya.

Terkait dengan ekonomi kreatif yang bernilai tambah, Menparekaraf mencontohkan upaya untuk menerjemahkan warisan budaya ke aplikatif seperti batik yang sebenanya dapat diaplikasikan menjadi busana fesyen.

"Jadi, bukan sekadar membatik, tetapi di ujungnya apa nilai tambahnya. Selain itu, hal tersebut juga berkontribusi secara ekonomi untuk mengangkat citra batik di dunia," katanya.

Sebelumnya, tim mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta membuat dan mengembangkan motif batik kontemporer "Anime Batik".

"Inovasi baru dengan menyisipkan gambar anime ke dalam motif batik akan menimbulkan kesan modern sehingga konsumen tidak bosan dengan batik," kata koordinator tim Syaiful Amri di Yogyakarta, Selasa (29/7).

Menurut dia, anime adalah sebuah animasi dari Jepang yang ditunjukkan dengan gambar-gambar berwarna-warni yang ditunjukkan untuk menjadikan ciri khas dari sebuah tokoh.

Ia mengatakan bahwa di Indonesia peminat anime begitu cepat berkembang, khususnya generasi muda. Hal itu terbukti dengan banyaknya komunitas-komunitas yang meniru gaya berpakaian dari tokoh anime yang ada di Jepang.

Perkembangan dan kepopuleran anime yang banyak disukai berbagai kalangan, menurut dia, membuka peluang usaha baru, yakni memadukan kombinasi antara gambar anime dan motif batik yang ada di Indonesia.

"Metode yang digunakan dalam pembuatan produk itu dengan metode cap dan tulis. Dengan kedua metode tersebut dapat dihasilkan baju batik dan kain batik yang mempunyai inovasi menarik yang digemari generasi muda," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement