Ahad 17 Aug 2014 19:26 WIB

Subsidi Energi RAPBN 2015 Rp 363,5 triliun, Ini Tanggapan Menteri ESDM

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Maman Sudiaman
Presiden SBY menjabat tangan anggota DPR usai penyampaian Rancangan APBN 2015 dalam sidang paripurna di Ruang Rapat Paripurna I, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Presiden SBY menjabat tangan anggota DPR usai penyampaian Rancangan APBN 2015 dalam sidang paripurna di Ruang Rapat Paripurna I, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyampaikan keterangan pemerintah atas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 beserta nota keuangannya kepada DPR RI, Jumat (15/8).  Secara kumulatif, anggaran belanja nonkementerian dan lembaga dalam RAPBN 2015 direncanakan sebesar Rp 779,3 triliun.  Khusus untuk subsidi, meliputi energi dan nonenergi, nilainya mencapai Rp 433,5 triliun.

Dari subsidi energi Rp 363,5 triliun, belanja subsidi BBM tercatat Rp 291,1 triliun atau naik Rp 44,6 triliun dibandingkan APBN Perubahan 2014, dan subsidi listrik Rp 103,8 triliun atau turun Rp 72,4 triliun dibandingkan APBN Perubahan 2014.  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik memberikan jawaban saat ditanya apakah masifnya belanja subsidi energi merupakan akibat dari ketiadaan kebijakan strategis yang diambil pemerintah.

"Itu perkiraan kita, 2015 itu kalau mau tenang, (kuota volume BBM) 48 juta kl.  Tapi kan nanti harus ada langkah-langkah apa yang harus dilakukan.  Sudah dibuat kelonggarannya agar pemerintahan baru punya kebebasan untuk mengatur.  Kita gak atur semua sekarang.  Karena kalau kita atur semua, pemerintahan baru tidak bisa nyetel-nyetel. Mana yang mau diapain. Jadi, harus dibuka ruang itu.  Jadi kita tidak semua diputuskan di kita," ujar Wacik.

Wacik menyampaikan tanggapannya saat ditemui seusai mengikuti upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 69 di Kompleks Istana Kepresidenan, Ahad (17/8).  Saat ini, Wacik menyebut fokus pemerintah adalah menjaga agar kuota volume BBM 46 juta kl dalam APBN Perubahan 2014, terjaga.  Sebab, menurut perhitungan pemerintah, tanpa mengambil langkah strategis, kuota hanya mencukupi sampai pertengahan Desember.

"Itu yang saya selamatkan dengan kebijakan jangka pendek berupa pengendalian, dan lain-lain.  Kalau nggak, pertengahan Desember kita gak bisa gerak," ujar Wacik mengibaratkan situasi yang dihadapi pemerintah.  Terkait penurunan belanja subsidi listrik, politisi Partai Demokrat ini menyebut kenaikan tarif yang dilakukan pemerintah beberapa waktu turut mengambil peran.  Pun dengan imbas lanjutan kenaikan tarif berupa penghematan oleh pelanggan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement