Ahad 17 Aug 2014 20:59 WIB

Energi Alternatif Lemah, Subsidi BBM Terus Membengkak

Rep: c88/ Red: Taufik Rachman
Angkutan umum metromini melakukan pengisian bahan bakar di salah-satu SPBU, Jakarta, Jumat (8/8). (Republika/Adhi Wicaksono)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Angkutan umum metromini melakukan pengisian bahan bakar di salah-satu SPBU, Jakarta, Jumat (8/8). (Republika/Adhi Wicaksono)

EKBIS.CO, JAKARTA- Anggota Komisi VII DPR RI, Rofi Munawar, mengungkapkan bahwa selama ini pemerintah masih lemah dalam mengembangkan energi alternatif. Akibatnya, konsumsi energi selalu didominasi energi fosil.

“Saya akui pengembangan energi alternatif masih jalan di tempat,” kata Rofi dalam sambungannya dengan Republika, Ahad (17/8).

Naiknya subsidi BBM pada RAPBN 2015, lanjut Rofi, karena pemerintah selalu dihadapkan pada kurangnya pasokan BBM di lapangan. Kenaikan anggaran subsidi BBM tersebut didasarkan pada nilai tukar rupiah yang tinggi.

“Kita dihadapkan pada kurangnya pasokan dan pemerintah selalu minta tambahan kuota di titik-titik terakhir,” lanjut Rofi. Ia menandaskan, RAPBN tersebut masih akan dibahas. Sehingga, perubahan dalam RAPBN 2015 masih mungkin terjadi.

Menindaklanjuti lemahnya pengembangan energi alternatif, Rofi menambahkan saat ini pemerintah tengah merevisi UU tentang panas bumi. Selama ini, pemanfaatan panas bumi terbentur pada UU No. 41/1999 tentang Kehutanan.

“Nantinya panas bumi tidak dikategorikan penambangan tetapi pemanfaatan,” kata Rofi. Ia berharap dengan adanya UU ini pemerintahan yang akan datang akan lebih maksimal dalam mengembangkan energi alternatif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement