EKBIS.CO, DENPASAR - Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo, menegaskan elpiji tiga kilogram disiapkan pemerintah bagi masyarakat yang tidak mampu. Karenanya masyarakat yang mampu, diminta tidak ikut-ikutan mengaku tidak mampu dan membeli elpiji bersubsidi itu.
"Memang pemerintah susah memantau dan mengawasinya, karena siapa yang bisa mengawasi maling secara terus menerus," kata Susilo di Denpasar, Bali, Jumat (12/9). Hal itu dikemukakan Susilo di Denpasar, Bali, seusai bertemu Walikota Denpasar IB Rai D Mantra.
Menurut Susilo, banyak modus yang digunakan orang yang ingin memanfaatkan elpiji bersubsidi, termasuk dengan mengoplos dari tabung tiga kilogram ke tabung 12 kilogram. Dengan cara itu mereka bisa menjual elpiji dengan harga lebih mahal, dengan membelinya harga murah.
"Pencuri sekarang ini sangat inovatif, mereka ingin mendapatkan keuntungan lebih banyak dengan cara yang tidak betul," katanya. Karena itu lanjut Susilo, pemerintah meminta pihak kepolisian untuk menangkap dan memproses pelaku pengoplosan elpiji tiga kilogram dan menghukum mereka seberat-beratnya.
Kepada masyarakat harap Susilo, agar melaporkan kepada yang berwajib, bila ada yang melakukan kegiatan mengoplos elpiji. "Mengapa elpiji tiga kilogram jadi langka, padahal pasokan cukup. Ini pasti ada yang tidak benar," katanya.
Tentang kenaikan harga elpiji 12 kilogram, dikatakan Susilo karena Pertamina terus merugi dari usaha elpiji 12 kilogram. Dalam setahun kerugian Pertamina dari elpiji 12 kilogram mencapai Rp 6 triliun.
Dengan menaikkan harga sebesar Rp 1.500 per kilogram kerugian bisa ditekan Rp 1,3 trilun setahun. Sedangkan untuk elpiji tabung 3 kilogram, subsidi yang diberikan pemerintah mencapai Rp 8.000 per kilogram. "Harga ekonominya kan Rp 12 000 per kilogram, tapi Pertamina menjualnya harganya Rp 3.450," katanya.