Rabu 17 Sep 2014 13:23 WIB

Menperin: Macet Bukan Salah Mobil, Tapi Persebaran Penduduk

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Kendaraan terjebak kemacetan di Jl. KH Abdullah Syafei, Jakarta Timur, Jumat (12/9).(Republika/Edwin Dwi Putranto)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Kendaraan terjebak kemacetan di Jl. KH Abdullah Syafei, Jakarta Timur, Jumat (12/9).(Republika/Edwin Dwi Putranto)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian mengklaim di Indonesia hanya sekitar 10 persen wilayah sering macet. Akan tetapi dari 500 kabupaten/kota yang ada di Indonesia kendaraan bermotor hanya berkumpul di beberapa kota saja.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, mengatakan, yang wilayahnya macet itu hanya beberapa saja. Seperti, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Sedangkan, sebagian besar wilayah di Indonesia jalanannya tampak sepi-sepi saja.

"Coba lihat di Probolinggo, Lampung, atau Pekanbaru, di wilayah itu tak ada kemacetan kendaraan," ujarnya, kepada, ROL, Rabu (17/9).

Apalagi, di wilayah-wilayah timur Indonesia. Kendaraan roda empat, sangat jarang di wilayah itu. Jadi, kata Budi, kemacetan ini bukan disebabkan munculnya pabrik-pabrik baru produsen kendaraan. Melainkan, akibat tidak meratanya sebaran penduduk di negara ini.

Jika saja, sebaran penduduk merata dan tidak terpusat di Jakarta, maka ibukota ini bisa terbebas dari macet. Dengan begitu, pihaknya sangat mendorong supaya populasi kendaraan bisa menyebar secara rata.

Budi menyebutkan, pada 2015 mendatang Mitsubishi Motors Corp (MMC) akan mulai membangun pabrik baru mereka di Bekasi. Produsen mobil tersebut, akan memroduksi 160-240 ribu unit  kendaraan penumpang jenis MPV. "MMC akan mulai produksi pada 2017 mendatang," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement