Kamis 02 Oct 2014 16:13 WIB

Jumlah Pasar Tradisional Semakin Menurun

Rep: c87/ Red: Esthi Maharani
Kesibukan di salah satu pasar tradisional.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra/ca
Kesibukan di salah satu pasar tradisional.

EKBIS.CO, JAKARTA - Menurut data survei AC Nielsen tahun 2013, jumlah pasar tradisional atau pasar rakyat di Indonesia terus mengalami penurunan. Sementara perbandingan pertumbuhan pasar rakyat terhadap pasar modern cukup drastis.

Ketua Umum Yayasan Danamon Peduli, Restu Pratiwi, mengatakan pada 2007 pasar rakyat berjumlah 13.550. Pada 2009 jumlahnya turun menjadi 13.450 pasar, dan pada 2011 berjumlah 9.950.

"Perbandingan pertumbuhan pasar rakyat terhadap pasar modern cukup drastis, dimana pasar rakyat hanya -8,1% sementara pasar modern 31,4%," kata Restu dalam diskusi bertema Quo Vadis Pasar Tradidional? di The Park Lane Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (2/10).

Menurutnya, salah satu penyebab tidak berkembangnya pasar rakyat saat ini adalah kondisi fisik pasar itu sendiri seperti bau, pengap, berantakan, becek, dan jorok. Kenyataan itu dinilai membuat para pengunjung pasar rakyat beralih memilih pasar modern yang menawarkan kelengkapan dan kenyamanan berbelanja.

Selain itu, ciri khas pasar rakyat sebagai penyedia barang dengan harga murah juga tidak populer. Pasar rakyat yang identik dengan tawar-menawar dinilai sudah tidak menarik. Sebab, pasar modern menawarkan barang dengan harga murah bahkan memberi diskon.  

"Kenyataan ini yang membuat para konsumen melupakan pasar rakyat," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement