EKBIS.CO, NEW YORK -- Harga minyak dunia menguat pada Rabu (29/10) (Kamis pagi WIB), setelah persediaan minyak mentah AS meningkat lebih kecil dari perkiraan dan komentar ketua OPEC bahwa penurunan harga baru-baru ini tidak bisa dibenarkan.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Desember, naik 78 sen menjadi ditutup pada 82,20 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, menetap di 87,12 dolar AS per barel, naik 1,09 dolar AS dari tingkat penutupan Selasa.
Departemen Energi AS (DoE) pada hari sebelumnya melaporkan persediaan minyak mentah AS naik 2,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 24 Oktober, kurang dari konsensus perkiraan para analis 3,1 juta barel.
Setelah naik 7,1 juta barel pada minggu sebelumnya, data "menunjukkan bahwa pertumbuhan persediaan minyak mentah AS melambat," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Sementara laporan DoE menunjukkan penurunan lebih kuat dari yang diharapkan dalam persediaan bensin dan sulingan (destilat), yang termasuk bahan bakar diesel dan pemanas.
Data "mungkin mengatakan bahwa kita akan mendapatkan lebih banyak pemanfaatan kilang dalam waktu dekat," kata Melek.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah El-Badri mengatakan bahwa kondisi pasar tidak membenarkan penurunan tajam untuk minyak mentah berjangka sejak Juni dan mengisyaratkan bahwa OPEC akan mempertahankan produksinya hingga tahun depan.
"Kami tidak melihat banyak perubahan dalam fundamental," kata El-Badri, Rabu, dalam Konferensi Minyak & Uang di London.
"Permintaan masih terus meningkat, pasokan juga berkembang. Besarnya peningkatan pasokan tidak benar-benar mencerminkan perubahan 25 persen dalam harga minyak ini."
OPEC akan memutuskan apakah akan mengubah tingkat produksinya pada pertemuan di Wina pada 27 November.
El-Badri juga mengatakan bahwa produksi OPEC pada 2015 "tidak akan jauh" dari tahun ini.
Kartel memiliki pagu produksi resmi 30 juta barel per hari, sementara itu dilaporkan memproduksi 30,47 juta barel per hari pada September.