EKBIS.CO, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Oktober 2014 sebesar 0,47 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 114,42. Ini lebih tinggi dari tingkat inflasi di September 2014 yang sebesar 0,27 persen. Kenaikan harga cabai merah menjadi penyebab terkereknya inflasi
Kepala BPS Suryamin merinci, dari 11 subkelompok bahan makanan, subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah bumbu-bumbuan 11,31 persen dan terendah subkelompok bahan makanan lainnya 0,17 persen.
Komoditas cabai merah menyumbang inflasi 0,18 persen. Ini tertinggi dari komoditas lainnya di semua kelompok. Namun secara keseluruhan, kelompok bahan makanan hanya menyumbang inflasi sebesar 0,05 persen karena beberapa komoditas lain seperti daging ayam, telur ayam mengalami deflasi.
Suryamin mengatakan penyumbang inflasi terbesar masih di kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar pada Oktober 2014, yakni 0,25 persen. Disusul dengan kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,08 persen. Sementara kelompok sandang menjadi pemberi andil terendah sebesar 0,01 persen.
Khusus tarif listrik, komoditas ini menyumbang inflasi 0,14 persen. Sedangkan bahan bakar rumah tangga 0,08 persen. "Listrik dan elpiji menjadi penyumbang besar inflasi. Cabai merah memberi andil 0,18 persen," kata Suryamin di kantor BPS, Jakarta, Senin (3/11).
Berdasarkan data BPS, dari 82 kota IHK, tercatat 74 kota mengalami inflasi dan 8 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual 2,18 persen dengan IHK 120,13. Sementara terendah terjadi di Mamuju 0,06 persen dengan IHK 112,61. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong 1,08 persen dan terendah di Tanjung Pandang 0,12 persen.
"Di Tual,inflasi tinggi karena komoditi seperti sayur, ikan, dan elpiji," ujarnya. Suryamin melanjutkan bahwa laju inflasi tahunan (year on year) untuk periode September 2013 hingga September 2014 tercatat 4,83 persen. Sedangkan laju inflasi berdasarkan tahun kalender tercatat 4,19 persen.