EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mensinyalir penurunan harga minyak mentah dunia tidak akan mempengaruhi keputusan pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada tahun ini.
Sebab, besarnya subdisi BBM tidak hanya dipengaruhi harga minyak mentah. Tetapi juga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Seperti diketahui, harga minyak mentah dunia sedang turun ke level 80-85 dolar AS per barel. Penurunan ini bisa sedikit meringankan beban anggaran pemerintah yang mencantumkan harga minyak mentah dunia pada APBN-P 2014 sebesar 105 dolar AS per barel.
"Kita lihat juga dong sekarang kursnya berapa. Karena harga minyak mentah dan kurs itu kan berpengaruh," kata Bambang di kantornya, Selasa (4/11).
Saat ini, nilai tukar rupiah masih bergejolak di atas Rp 12.000 per dolar AS. Sementara dalam APBN-P 2014, pemerintah mengansumsikan kurs rupiah sebesar Rp 11.600 per dolar AS. Nilai tukar berpengaruh karena Indonesia masih bergantung pada impor.
Karena itu, Bambang pun belum mau membeberkan berapa penghematan yang bisa dilakukan pemerintah dengan kenaikan harga BBM bersubdisi dan juga turunnya harga minyak mentah dunia. "Ya, intinya kami akan jaga defisit," tuturnya.
Sebelumnya, Chatib Basri saat masih menjabat Menteri Keuangan menyebut jika pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3000/liter, maka bisa menghemat sebesar Rp 21 triliun pada dua bulan ini.