EKBIS.CO, JAKARTA-Bank BCA konsisten mengandalkan transaksi untuk menghimpun dana pihak ketiga. Menurut Direktur BCA Armand W. Hartono, sejak 1990 Bank BCA konsisten menjadikan transaksi sebagai sumber penghimpunan dana.
Demi menjaga rasio LDR, bank harus menerapkan kebijakan baik dengan menyalurkan kredit maupun dengan menghimpun dana. Menurut Armand selain dari transaksi, penghimpunan dana dapat dilakukan dengan time deposit. Akan tetapi time deposit sangat dipengaruhi oleh harga. "Bisa saja jika ingin menaikkan dana lebih banyak dengan menaikkan harga time deposit tapi akibatnya ongkos akan meningkat," kata Armand pada Jumat (13/11) di Jakarta.
Di sisi lain, memperbanyak penyaluran kredit juga menyimpan banyak risiko. Armand menjelaskan penghimpunan DPK di BCA paling banyak berasal dari tabungan dan giro. Tabungan dan giro di BCA mencapai hampir 80 persen dari total dana yang berhasil dihimpun.
Lebih lanjut ia menambahkan likuiditas tahun depan kemungkinan akan tetap ketat seperti tahun ini. Apalagi jika proyek pembangunan infrastruktur sudah mulai berjalan. Proyek infrastruktur akan membutuhkan banyak pembiayaan. "Itu akan sedikit menyerap likuiditas dari pasar juga," imbuhnya.
Namun jika proyek-proyek tersebut berjalan dan kemudian terjadi perputaran ekonomi dan pendanaan mulai dikucurkan dan berputar lagi diharapkan akan menambah likuiditas di pasar.
Menurut Armand, BCA tidak memiliki strategi khusus untuk menghimpun dana di tahun depan. Akan tetapi setiap tahun pihaknya stabil membuka 20-30 titik jaringan di berbagai wilayah di Indonesia. "Ekspansi kita sifatnya hanya melengkapi jaringan yang sudah ada di hampir seluruh provinsi," katanya.
Program baru di tahun depan yang sudah mulai dirintis tahun ini adalah cash recycling. Dengan cash recycling nasabah dapat menarik dan menyetor uang di mesin ATM. Selain itu BCA juga menambah interkoneksi di antaranya bekerja sama dengan pemerintah sehingga BCA dapat melayani pembayaran PBB.