EKBIS.CO, JAKARTA – Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menggenjot swasembada pangan dengan memfokuskan pada peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai. Berdsarkan hasil Aram II menunjukkan bahwa ada peningkatan yang sangat bagus untuk padi sekitar 70,61 juta ton, jagung 19,13 juta ton, dan kedelai sebesar 921,34 ribu ton.
Dengan peningkatan Aram II tersebut, pemerintah melakukan upaya percepatan swasembada pangan dengan cara perbaikan irigasi, distribusi bibit, distribusi pupuk, penyuluhan, dan alsintan (alat dan mesin pertanian). Plt Direktur Jendral Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Haryono mengatakan, dengan kalkulasi anggaran yang ada mulai APBN 2015, Kementerian Pertanian mulai refocusing pada tiga komoditi utama yakni padi, jagung, dan kedelai.
Dengan refocusing tersebut, diharapakan produksi padi bisa mencapai 73,4 juta ton gabah kering, jagung sekitar 20 juta ton, dan kedelai 1,2 juta ton. “Kami optimis percepatan swasembada pangan tidak hanya meningkatkan produktivitas namun juga daya saing,” ujar Haryono di Jakarta, Selasa (18/11).
Haryono mengatakan, masing-masing komoditi memiliki karakter yang berbeda oleh karena itu fokus percepatan produktivitsnya juga tidak sama. Untuk peningkatan produktivitas padi, pemerintah melakukan perbaikan satu juta hektar irigasi tersier selama satu tahun. Sementara itu, untuk komoditi jagung dan kedelai akan ada perluasan areal lahan.
Khusus untuk kedelai, Haryono mengatakan, dinamika tanamnya lebih tinggi karena sangat tergantung pada padi dan jagung. Apabila produktivitas jagung dan padi naik, maka kedelai pasti turun. Menurut Haryono, ada beberapa daerah yang naik bersamaan tapi sangat jarang, oleh karena itu lahan-lahan yang tidak cocok untuk padi dan jagung akan dioptimalkan untuk kedelai.
Penambahan luas tanam untuk komoditi kedelai akan dilakukan secara bertahap. Pada 2013 luas tanam mencapai 600 ribu hektar, sedangkan 2014 luas tanam mencapai 644 ribu hektar. Kementerian Pertanian menargetkan 2015 luas tanam bisa bertambah menjadi 815 ribu hektar, sehingga produksi kedelai bisa mencapai 1,2 juta ton.
Haryono mengatakan, selain penambahan luas tanam, Harga Pembelian Petani (HPP) yang saat ini mencapai Rp. 7600 per kilogram belum menarik minat petani untuk menanam kedelai. “Kalau perlu bea masuk jangan nol, namun soal impor kita perlu melakukan sinergi dengan Kementerian Perdagangan,” kata Haryono.