EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekspansi perbankan pada 2014 dinilai melambat menyusul kenaikan BI rate pada level 7,75 persen. Pertumbuhan kredit melemah diperkirakan pada tingkat 13,5 persen dibanding pertumbuhan kredit pada 2013 yang mencapai 19 persen.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto, mengatakan pertumbuhan kredit pada 2014 yang mencapai 13,5 persen, lebih rendah dari arahan BI pada level 15-17 persen. Sementara pertumbuhan dana pihak ketiga mencapai 13 persen, di bawah target BI pada level 14-16 persen.
"Asumsinya jumlah kantor cabang berkurang atau jumlahnya sama atau ada realokasi," kata Ryan saat dihubungi Republika, Selasa (25/11). Menurutnya, kinerja perbankan tahun ini relatif melemah daripada 2013.
Pelemahan itu disebabkan perekonomian domestik yang sengaja diperlambat dengan kenaikan BI rate untuk mencegah inflasi. Serta faktor global pelambatan ekonomi Cina dan Eropa yang berdampak ke perekonomian Indonesia.
"Secara umum permintaan kredit mengikuti kegiatan ekonomi, kalau ekonomi melemah permintaan melemah, Tahun ini kenaikan BBM dilakukan, pengusaha tidak ekspansi, pertumbuhan kredit tetap tumbuh tapi melemah," jelasnya.
Pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun diperkirakan melambat hanya mencapai sekitar 5,0 atau 5,1 persen, daripada 2013 yang mencapai 5,8 persen.
Sementara, dampak kenaikan harga BBM bersubsidi sekitar 33 persen terhadap inflasi langsung dan tidak langsung diprediksi sekitar 2,3 persen. "Inflasi pada akhir tahun berada di kisaran 7,3-7,8 persen,"
imbuhnya.
Ryan memprediksi ekspansi perbankan pada 2015 jika mengacu pada target Gubernur BI Agus Martowardjojo, pertumbuhan kredit diarahkan naik pada level sekitar 15-17 persen. Sementara pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diarahkan 14-16 persen. Pertumbuhan kredit dan DPK diarahkan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4-5,8 persen pada 2015.