EKBIS.CO, BANJARMASIN -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Mokhammad Dadi Aryadi mengungkapkan dalam beberapa waktu ke depan inflasi di Kalimantan Selatan diperkirakan akan kembali meningkat terkait dengan kebijakan pengurangan subsidi BBM pada 18 November 2014.
Menurut Dadi di Banjarmasin, Minggu, dengan adanya kenaikan BBM bersubsidi sebesar Rp2.000/liter, pihaknya memperkirakan pengaruh kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap penambahan inflasi Kalimantan Selatan sebesar 1,48 persen untuk skenario optimistis atau maksimal sebesar 1,54 persen untuk skenario pesimistis.
"Dampak yang terbesar adalah dampak langsung pada pembelian bahan bakar yang menyumbang 0,83 persen dari penambahan inflasi tersebut," katanya.
Mengenai perkembangan inflasi, inflasi Kalsel pada triwulan III 2014 lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, dari 6,83 persen menjadi4,80 persen.
Terkendalinya inflasi ini disebabkan oleh penurunan indeks harga kelompok barang lainnya, khususnya kelompok bahan makanan dan adanya deflasi pada kelompok volatile food.
Meskipun demikian, tambah dia, tekanan terhadap inflasi juga tetap ada, khususnya dari kelompok administered price, seperti kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga elpiji 12 kilo gram, sebesar Rp1.500,00 pada 10 September 2014.
Kepala Divisi Asesmen Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Triatmo Doriyanto, mengatakan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah antisipasi, untuk memastikan kecukupan produksi dan kelancaran distribusi barang, terutama komoditas pangan.
Tim Pengandalian Inflasi Daerah yang berada di tingkat provinsi dan kabupaten juga sedang bergerak cepat untuk melakukan pemantauan langsung ke pasar-pasar dan gudang distributor untuk memastikan ketersediaan pasokan dan memantau harga.
Selain itu juga melakukan pengaturan batas atas tarif angkutan, baik dalam kota maupun luar kota. Di samping itu, TPID juga mendorong Pemda untuk memonitorjalannyapenyaluranuangkompensasikenaikanharga BBM agar tepat sasaran dan tepat waktu.
"Dalam menghadapi tekanan inflasi di akhir tahun yang semakin meningkat, terutama ditambah dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi, Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah Daerah dan stakeholder lainnya terlah berkoordinasi dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)," katanya.