EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai kurs mata uang rupiah menunjukkan tren penurunan. Berdasarkan data kurs tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada 28/11 sebesar 12.196.
Nilai ini terus menurun pada Senin (1/12) dan Selasa (2/12) yang menurun menjadi 12.264 dan 12.276 per dolar AS.
Berdasarkan catatan BI, sejak Mei 2013 hingga pertengahan November 2014 kurs telah terdepresiasi sebesar 25,5 persen. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan pelemahan rupiah ini menguntungkan eksportir.
Terutama eksportir produk manufaktur. Sepanjang pelemahan rupiah, ekspor manufaktur seperti sepatu. Namun, pelemahan rupiah ini tidak begitu dirasakan oleh eksportir komoditas seperti batu bara, CPO, karet lantaran kinerja ekspor tersebut masih dibayangi penurunan harga.
“Ekspor manufaktur angkanya bagus-bagus. Sepatu naik, produk kayu naik, hewan ternak naik,” kata Mirza.
Secara akumulatif ekspor non migas Indoensia hingga bulan Oktober mencapai 148 miliar Dolar AS. Khusus di bulan Oktober, ekpsor non migas mencapai 12,88 miliar Dolar AS.
Menurut Mirza, 50 persen komposisi ekspor non migas ini terdiri dari ekspor komoditas sehingga pelemahan rupiah tidak mendorong kinerja ekspor secara drastis.